Saturday 13 August 2011

Romance In The Rain Episode 18


“Aku tahu kalau tulang rusukku ada di sana. tapi gadis itu tidak mengetahuinya. Dia pikir itu tulang rusuk orang lain. Makanya aku membawa tulang rusukku untuk mengingatkan gadis itu.”
“Tulang ini mewakili tulang rusukku. Semoga kau mau menerimanya! Setiap kali melihatnya semoga kau selalu teringat padaku!” Du Fei memberika tulang itu pada Ruping.


Ruping mengatakan bukankah Du Fei pernah bilang padanya tak ingin menambah beban pikirannya. Bukankah Du Fei sudah memahami hatinya, memahami kebodohannya. Kenapa Du Fei masih begitu serius dengan mengirimkan tulang rusuk padanya. Ruping tak bisa menerimanya.

“Tak apa-apa terima sajalah!” Kata Du Fei memberikan kembali tulang itu pada Ruping. “Ini keinginan sepihakku. Tak menginginkan balasan apapun. Aku hanya ingin tulang rusukku di simpan di tempatmu!”

“Tulang rusuk ini juga ‘ruguo’ yang sudah kuberikan padamu siapa tahu nanti bisa berubah (mungkin hati Ruping akan berubah bisa menerima cinta Du Fei) Kalaupun tidak berubah maka tulang ini tetap menjadi tulang rusuk. Ruguo tetaplah menjadi ruguo.”

“Ya Tuhan! aku sudah di buat pusing dengan tulang, ruguo dan buahmu, aku tak bisa menerimanya.” Ruping mengembalikan tulang itu pada Du Fei.

Keduanya saling memaksakan kehendak. Du Fei memberikan tulang itu pada Ruping dan Ruping mengembalikannya. Keduanya saling melemparkan tulang itu.


Tiba-tiba ada anjing yang membawa tulang itu. Ruping berteriak, “Du Fei tulang rusukku dibawa anjing. Cepat kejar!”

Du Fei langsung lari mengejar anjing tadi. “Cepat kembalikan tulang rusukku, itu bukan makananmu. Jangan lari.”

Du Fei melompat Brukkk ia belum bisa menangkap anjing itu. Du Fei kembali mengejar.


Anjing itu masuk ke balik pagar dan duduk di sana seolah mengejek Du Fei, dengan tulang di mulutnya.


Du Fei merebut tulangnya dan ia berhasil mendapatkan tulangnya. Tapi naas baginya anjing itu langsung menggigit tangannya. Tangan Du Fei berdarah terkena gigitan anjing.


Du Fei kembali ke apartemen ditemani Ruping. Ruping menjelaskan pada Shuhuan obat yang harus diminum Du Fei.

Shuhuan ke Du Fei : “Aku kagum padamu apa siasat berdarah dagingmu ini bisa dihentikan sampai disini saja? Rasanya terlalu mengerikan? Apakah daya tahanmu terhadap luka sudah terlalu tinggi? Kurasa aku harus mencarikan perawat khusus untuk merawatmu. Aku sudah menyerah!”

“Sudah jangan menghina aku lagi!” sahut Du Fei. Aku sudah kesakitan setengah mati. Entah kesalahan apa yang dilakukan leluhurku bahkan anjing juga mencelakaiku.”


Ruping memberitahu ia tak bisa lama berada disana siapa tahu Yiping datang dan kembali terjadi kesalahpahaman. Ruping berniat pamit.

Du Fei tak mengizinkan Ruping pergi karena sebentar lagi Shuhuan juga pergi. Ia minta Ruping menemaninya ngobrol, Kalau penyakitnya kumat dan tak ada orang disisiya, ia harus bagaimana?


Ruping minta Du Fei jangan sembarangan bicara. Ia kemudian mengambil kado tulangnya lalu mengecup kening Du Fei (Huwahahaha). “Aku terima hadiahmu terima kasih. Kau sungguh membuatku terharu!”

Du Fei senang dan minta kado itu dibawa supaya bisa jadi mainan lele. “Kenapa diberikan pada Lele aku akan menyimpannya!” sahut Ruping.

Shuhuan meminta Ruping menemani Du Fei saja. Ia mau pergi dan Ruping tak usah cemas karena Yiping tak akan datang. Ia dan Yiping sudah janjian ke suatu tempat.


Du Fei langsung beraksi ia teriak-teriak melihat gelas, “Cepat singkirkan gelas itu. Itu menakutkan sekali. Aku takut sekali kenapa persis seperti seekor ular!”

“Ini benar atau bohong?” tanya Ruping.

“Tentu saja bohong!” jawab Du Fei sambil tertawa. Ruping memukulnya.


Shuhuan pergi meninggalkan keduanya. Ruping memandang kepergian Shuhuan. Melihat itu raut wajah Du Fei berubah.

Ruping menanyakan keadaan Du Fei. Du Fei menjawab, “Tulang rusukku digigit anjing lama sekali rasa sakitnya sampai menembus ke jantung!” Du Fei berusaha tersenyum.


Yiping dan Shuhuan ke rumah Ajudan li. Yuzhen membukakan pintu. Yuzhen mengatakan kalau sekarang suasana hati Keyun sedang baik, jiwanya tenang. Setelah minum obat dari Dokter Meng, Keyun tidur selam 2 hari dan ketika bangun ia tersenyum.

“Yiping!” Keyun memanggil Yiping. Lalu Keyun memandang Shuhuan, “Aku lupa namamu!” Shuhuan mengatakan namanya, “Panggil saja Shuhuan.”

Keyun ingin jalan-jalan keluar ia minta Yiping menemaninya. “Baik aku temani kau kita jalan-jalan keluar!”


Yuzhen mencemaskan kejadian tempo hari (Keyun manjat gedung) lebih baik di rumah saja lebih aman. Shuhuan mengatakan tidak akan apa-apa ada dia yang menemani dan melindungi.

Shuhuan memberitahu kalau di jalan Nanjing sedang ada keramaian untuk merayakan hari ‘Demokrasi Rakyat’ semua suku ikut pawai budaya. Tadinya ia memang diminta untuk membuat laporan, ini sangat kebetulan bisa sekalian mengajak Keyun.

“Tidak usah saja!” Yuzhen masih cemas.

“Tenang saja, Shuhuan memiliki ilmu dasar bela diri!” sahut Yiping.

Keyun tanya ada keramaian apa? Apa ia boleh pergi melihatnya? Keyun mengatakan pada ibunya kalau ia ingin sekali melihat pawai itu, “Ibu bolehkah aku pergi?” Yuzhen akhirnya mengizinkan.


Pawai itu sungguh meriah. Budaya tiap daerah ditampilkan. Peserta pawai berjalan rapi beriringan ada diantaranya juga yang menari.

Yiping, Shuhuan dan Keyun sampai disana. Yiping membeli bandana dan keyun mengambil topi (topi Mongol bukan ya???). Ketiganya langsung melihat arak-arakan pawai.

Shuhuan membeli gelang.Ia memberikannya pada Yiping dan Keyun. Keduanya senang dan langsung memakainya. Ketiganya kembali melihat arak-arakan.


“Tarian mereka indah sekali!” sahut Keyun sambil berjalan diantara peserta pawai. Yiping dan Shuhuan mengikutinya.


Keyun mengikuti gerakan tari peserta pawai, Yiping juga ikut menari bersama Keyun. Shuhuan mengikuti di belakang.

Keyun menepi dari barisan pawai. Ia memperhatikan semua arak-arakan.

Kemudian Keyun melihat seorang anak menari dengan kostum boneka gendong. “Anakku...anakku!” teriak Keyun.

Keyun akan menghampiri anak tadi tapi Yiping menghalangi dan mengatakan kalau itu bukan anak Keyun itu orang yang berdandan menjadi dua orang.


Keyun melepaskan diri dan langsung lari menerobos diantara peserta pawai, “Anakku. Anakku!” teriak Keyun. Ia menabarak setiap peserta pawai yang menghalanginya hingga membuat peserta pawai itu terjatuh. Salah seorang peserta pawai berteriak kalau ada orang yang mengacau di pawai.

Shuhuan dan Yiping berhasil menangkap Keyun. Keduanya mengamankan Keyun. Keyun meronta, “Jangan tangkap aku lepaskan!”


Kemudian datang polisi berkuda membuat Keyun shock. Keyun langsung berlutut dan gemetaran, “Ampuni aku.. Jangan usir aku! Aku mohon padamu!”

Keyun masih berlutut Shuhuan dan Yiping saling berpandangan.


Yiping dan Shuhuan membawa Keyun pulang. Ia tertidur. Yuzhen mengatakan kalau Keyun sudah tenang dan dia sudah tidur.


Yiping memandang Ajudan Li dan bertanya apa Ajudan Li masih belum ingin mengatakan fakta yang sebenarnya? Ajudan li merasa ia sudah mengatakan apa yang harus ia katakan. Ia minta Yiping menghormatinya sebagai orang tua. Ia juga meminta pada Yiping jangan mencari tahu masalah Keyun lagi. Itu tak ada manfaatnya untuk Yiping.

Yiping : “Kau tak dapat menyembunyikannya dariku. Kenapa kau tak mengatakannya. Aku ingin tahu kenyataannya.”

“Tak ada yang perlu dibicarakan!” Jawab Ajudan Li.

Yiping terus memaksa, “Kenapa Keyun terus memanggil nama Komandan dan selalu minta ampun?”

“Aku juga tak tahu kenapa. Sejak kecil Komandan melihat Keyun tumbuh, bahkan namanyapun Komandan yang memilihkannya. Komandan memperlakukan Keyun seperti putrinya sendiri. Mungkin karena itu Keyun masih mengingat komandan.” Jelas Ajudan Li.

Yiping : “Itu bukan ingatan tapi minta tolong. Kalau kau tak mau mengataknnya, biar aku yang mengatakannya.”


“Keyun 6 tahun lalu diperdaya orang. Orang ini seumur hidupnya selalu mendapatkan wanita manapun yang diinginkannya. Dia hanya ingin memiliki wanita itu, tapi tak bertanggung jawab. Kau berhutang budi padanya. Kau marah tapi tak berani bicara. Sampai di Shanghai kau tahu kalau Keyun mengandung. Kemudian kau terpaksa membawanya pergi. Orang itu adalah Ayahku, Komandan kalian!”

“Sembarangan!” Teriak Ajudan Li, “Nona Yiping ada apa denganmu? Mana ada anak yang memfitnah ayahnya sendiri. Komandan seorang pahlawan besar, dia tak pernah mencelakai Keyun.. BUKAN DIA.. BUKAN DIA!”

Yiping : “Kalau bukan dia kenapa Keyun selalu minta ampun pada ayahku? Kenapa memohon untuk tak mengusirnya pergi? waktu itu kenapa kalian pergi dari rumah Keluarga Lu? Kenapa ayah memberimu uang untuk hidup mandiri? Ini aneh sekali?”


Yuzhen menangis, “Baiklah. Aku akan mengatakannya!

Ajudan Li berteriak pada istrinya, “Tak boleh mengataknnya!” Yuzhen patuh pada suaminya.

Shuhuan menyuruh Yiping tak usah menanyakannya lagi. Yiping menolak ia sudah tak tahan lagi. Ia harus mengetahui yang sejelas-jelasnya.

“Bertahun-tahun ini tak peduli sesulit apapun hidup kami, ibu selalu tak henti-hentinya membantu kalian. Sekarang aku paham ternyata dia sedang menebus kesalahan. Dia menebus dosa demi keluarga Lu. Menebus dosa ayahku. Karena ayahku berbuat salah pada Keyun!”


Ajudan Li yang masih marah mengatakan kalau Yiping sudah gila. “Kau tak boleh menghina Komandan seperti itu!”

Yiping : “Kenapa tak boleh? kenyataan ada didepan mata ayahku lah pelakunya. Kau tak mau mengakui, kau menutupi semua dosa dan kesalahnnya. Kesetiaanmu telah membodohkanmu!”

Ajudan Li : “Kau sembarangan bicara. Bukan dia pelakunya.”

Yiping : “Kalau begitu siapa katakan!”

Ajudan Li : “Baiklah aku akan mengatakannya . Orang yang melakukannya adalah LU ERHAO. Kakakmu LU ERHAO.


Yiping dan Shuhuan kaget bukan main tak menyangka dengan apa yang baru saja dikatakan Ajudan Li. Mendengar suaminya sudah mengatakan yang sebenarnya Yuzhen tambah menangis. Ajudan Li berusaha menguasai dirinya agar lebih tenang.

Shuhuan tanya kalau Erhao pelakunya kenapa waktu itu Ajudan Li tak meminta pertanggung jawabannya.

Flash Back

Xueqin marah mengetahui kalau Keyun mengandung, “Perempuan tak tahu malu percuma saja keluarga Lu membesarkanmu!”


“Ajudan Li, inikah anak hasil didikanmu? Yang bisanya hanya memikat hati Tuan Muda Lu. Suamiku sudah mengurusmu seumur hidupmu, mencarikan istri. Kau malah membalas budinya dengan membesarkan anak perempuan yang hina ini!”

Keyun menangis, “Jangan menghina ayahku. Aku yang salah hina saja aku, pukul saja aku!”

Xueqin : “Puihh.. Memukulmu hanya mengotori tanganku, jangan kira kau bisa menjadi bagian dari keluarga kami hanya kerana mengandung anak Erhao.”


Xueqin kembali menghina Ajudan Li. Demi menumpang makan pada Keluarga Lu, Ajudan Li sudah mengumpankan tubuh anak gadisnya.

Ajudan Li marah, “Wang Xueqin,Jangan keterlaluan. Kami Keluarga Li sedang sial hingga mendapatkan aib seperti ini. Aku bersalah pada Komandan, tenang saja kami sekeluarga tak akan berbuat tak tahu malu. Kami akan pergi.”

Xueqin senang mendengarnya dan mengancam kalau sampai Ajudan Li mebocorkan masalah ini pada suaminya Ajudan Li akan tahu kehebatannya. Erhao juga tak boleh mengetahuinya.

Ajudan Li meminta Xuqein tak perlu mengancamnya, “Kami akan pergi jauh-jauh. Ini urusan Keluarga Li.”


“Tidak! Tidak! jangan pergi! jangan usir aku! biarkan aku tinggal!” Keyun memohon pada Xueqin. “Aku rela menjadi sapi atau kuda, bekerja keras disini!”

Xueqin mendorong Keyun, “Kau mimpi. Memangnya siapa kau? Aku tak akan biarkan Erhao terjebak seumur hidup di dalam tanganmu. Pergilah jauh-jauh!”

Keyun : “Aku dan Erhao sejak kecil selalu bersama, kami sungguh saling mencintai.”

Xueqin : “Beraninya kau bicara seperti itu. Jika ada kau dalam hati Erhao matahari akan terbit dari barat. Dia hanya mempermainkanmu saja. Kau datang menyodorkan diri tentu tak akan disia-siakannya!”


Ajudan Li membangunkan putrinya dan memintanya berhenti menangis dan tak boleh mengiba-iba pada orang lain (tak boleh meminta belas kasihan orang lain)

Keyun memeluk ibunya dan bertanya apa yang harus ia lakukan bagaimana dengan dirinya?

Xueqin minta Ajudan Li sekeluarga pamit pada suaminya dan pergi dengan baik-baik. Ia juga mengatakan kalau bayi dalam kandungan Keyun tak bisa dibuktikan kalau itu anak Erhao. “Entah benih liar mana yang kau dapat diluar. Mau diakui sebagai milik Erhao!”


Keyun mengatakan Tuhanlah yang tahu. Jika ada orang lain selain Erhao, biarkan Tuhan mencabut nyawanya. “Biarkan aku mati digilas kereta kuda atau ditembak mati Ayahku!”

Xueqin mencibir apa gunanya Keyun bersumpah. Bersumpah seperti apapun Keyun bukan lagi perempuan suci. (greget aku liat nenek sihir ini!)

Ajudan Li meminta Xueqin jangan keterlalauan. Hari ini putrinya tak bisa menuntut apapun, ini kesalahannya tak bisa mendidiknya baik-baik. Benih liar dalam kandungan Keyun biar ia yang menanggungnya. Jika Xueqin menghina Keyun lagi ia akan bertarung sampai mati melawan Xueqin.

Ajudan Li mengelurakan pistol dan menaruhnya di meja. Xueqin kaget. Ajudan Li bersumpah, “Mulai saat ini kami akan tutup mulut. Kau juga tutup mulutmu. Kalau tidak kita akan selesaikan semuanya dengan senjata!”

Xueqin gemetar : “Kau berani mengancamku! Besok pagi kalian harus keluar dari sini!”

Xueqin berlalu dari hadapan Ajudan Li.


Keyun memohon pada ayahnya ia akan menemui Komandan. Ia akan memohon komandan pasti mengampuninya dan akan membiarkannya tetap tinggal.

Ajudan Li membentak putrinya, “Tidak boleh. Memangnya kau belum cukup merasa malu. Jika kau berani pergi aku akan menembakmu!”

Ajudan Li mengambil pistolnya Keyun berlutut,”Tembak saja aku. Lebih baik aku mati daripada meninggalkan Erhao. Di hina sehina apapun oleh Selir ke 9 rasanya lebih baik aku mati. Daripada ayah diusir dari keluarga ini lebih baik aku mati. Ayah, tembaklah aku agar semua masalah ini selesai. Aku bersalah pada kalian, aku tak ingin hidup lagi!”


Yuzhen ikut berlutut disamping putrinya, “Kalau kau mau membunuhnya. Bunuhlah aku bersamanya. Keyun putri kita satu-satunya, kesalahan apapun yang dilakukannya dia tetap saja putriku!”

Ajudan Li mendesah meminta keduanya bangun dan memberesakan barang-barang, “Kita akan berpamitan pada komandan.”

Keyun tetap memaksa kalau ia tak ingin meninggalkan Erhao. Komandan pasti akan mengampuninya. Ia ingin memberi tahu Erhao kalau dirinya mengandung anak Erhao. Kalau ia pergi tanpa memberi tahu, Erhao tak akan tahu alasannya.

Ajudan Li kembali membentak putrinya, “Kau masih berani pergi? Apa belum cukup kuberi tahu? Kau kira Erhao sungguh mencintaimu dan ingin memperistrimu? kau jangan gila, apa kau akan memaksa kita menemui jalan buntu?”

Kayun : “Erhao tak tahu aku mengandung dia pasti akan menolongku, Komandan juga akan menolongku!”


Yuzhen memeluk putrinya dan mengatakan kalau Erhao masih terlalu muda belum bisa membuat keputusan sendiri. Selir ke 9 begitu kejam apa keyun masih punya kesempatan? Jalan yang bisa mereka tempuh hanyalah meninggalkan Keluarga Lu dan sebaiknya Keyun mematuhi kata-kata ayahnya, “Sebaiknya kau pasrah pada nasib!”

Flash Back End


“Malam hari itu aku pamit pada Komandan. Tapi ia menahanku. Melihat aku bersikeras dia menuruti niatku. Dia memberikan sejumlah uang padaku, kemudian kami pergi dari Keluarga Lu.”

Yiping sekarang sudah tahu semuanya. Ia meneteskan air mata. Yuzhen juga masih menangis. Shuhuan pun tak kuasa menahan air matanya.


Shuhuan : “Sejak saat itu apa kau tak pernah lagi bertemu dengan Paman Lu?”

Ajudan li : “Aku mengatakan padanya akan pergi ke Guang Zhou. Mungkin dia berfikir aku sudah lama meninggalkan Shanghai!”

Yiping : “Lalu Erhao? Kalian menanggung beban ini sendiri tanpa pernah mencari Erhao?”

Yuzhen : “Aku pernah mengajak Keyun mencarinya satu kali!”

Shuhuan : “Apa kata Erhao?”


Waktu itu Keyun dengan perut besarnya tiba di Jalan Fuxu (Rumah Keluarga Lu)Keyun tak berani masuk mancarinya. Kami hanya menunggu di depan pintu. Setelah lama menunggu. Erhao keluar. Dia memeluk gadis cantik, keduanya begitu mesra.

Keyun pelan-pelan mendekati meraka. Tapi saat Erhao melewati Keyun, Erhao tak mengenali Keyun. Dia pergi sambil berbicara dan tertawa dengan gadis itu. Keyun tak memanggilnya, juga tak bicara. Sepulangnya kerumah sampai hari ini dia tak pernah sekalipun menyebut nama Erhao.


Yiping berjalan setengah berlari mendahului Shuhuan. Shuhuan tanya Yiping mau kemana. Yiping menjawab ia harus menemui Fang Yu dan harus menolongnya. Ia akan memberi tahu Fang Yu cerita tentang Keyun dan menyuruh Fang Yu segera memutuskan hubungan dengan Erhao, “Jika putus sekarang rasanya tidak akan terlalu sakit. Jika terus dipermainkan Erhao nanti pasti akan menderita.”

Shuhuan melarang Yiping, seharusnya Yiping memikirkanya dulu.

"Pikir apa lagi Erhao selalu bersama Fang Yu!" kalau ia tak memperingatkan Fang Yu, siapa tahu Fang Yu nanti Keyun berikutnya.


Shuhuan memberi tahu bahwa sekarang ini cara yang terbaik adalah membantu Ajudan Li mengobati Keyun. Rahasia itu biarlah menjadi rahasia dan jangan diungkit lagi.

Yiping : “Tidak. Bencana ini akibat ulah Keluarga Lu. Keluarga Lu harus bertanggung jawab. Tapi mereka sama sekali tak peduli, hanya memperdulikan diri sendiri. Ini membuat Keluarga Li terpaksa menelan semua kepahitan melewati hari-hari sengsara selama 5 tahun.Erhao tetap menjadi Tuan Muda, petualang cinta.

Keyun anaknya meninggal, dia menjadi gila. Kenapa Ajudan Li yang menanggung beban ini? Orang yang bersalah malah asyik pacaran. Apa ini adil?”

Shuhuan : “Aku tahu ini tak adil. Di dunia ini banyak hal yang memang tak adil tapi kita tak bisa berbuat apapun. masalah ini terlalu besar. Sekali saja terbuka akan ada banyak orang yang menderita!

Yiping : “Tidak bisa! Kalau masalah ini tak dibeberkan juga, akan ada banyak orang yang menderita. Orang yang pertama menderita adalah Keyun selanjutnya Fang Yu.”


Yiping ingin cepat memberitahukan ini pada Fang Yu mumpung masih sempat ia tak ingin Fang Yu jatuh ke tangan Erhao.

“Jika masalah ini diketahui oleh Fang Yu tak akan ada manfaatnya sedikitpun!” Sahut Shuhuan. Justru akan menjerumuskan Fang Yu pada penderitaan.

“Jadi kau hanya akan membuka mata dan melihat Fang Yu ditipu Erhao, ‘serigala perayu wanita’!” Yiping mulai kesal.

Shuhuan mengingatkan kalau Erhao bukanlah serigala perayu wanita. Yiping kesal karena Shuhuan membela Erhao, “Kau membuatku marah setengah mati!”

Shuhuan mengatakan kalau 6 tahun lalu Erhao berusia 16 tahun, dia masih remaja.

Yiping : “Waktu berumur 16 tahun dia sudah menjadi serigala perayu wanita. Sekarang dia sudah menjadi serigala dewasa perayu wanita.”

Shuhuan sudah lama mengenal Erhao dan sekarang ia yakin kalau Erhao sungguh-sungguh dengan Fang Yu. Ia jamin Erhao tak akan melukai Fang Yu, justru Yiping-lah yang akan melukai Fang Yu.

Yiping : “Aku melukai Fang Yu??”

Shuhuan : “Benar. Fang Yu sedang berbahagia menjalani cintanya. Lalu kau tiba-tiba menghampirinya dan menyampaikan rahasia besar ini. Coba kau pikir Fang Yu tidak mungkin bisa menerima berita mendadak seperti ini. Semua kebahagiaan dan kesenangan Fang yu akan musnah dalam sesaat, apa kau tega melakukan tindakan yang kejam seperti itu?”

Yiping : “Lalu apa yang harus kulakukan?”

Shuhuan : “Tetaplah diam. Tutup mulut saja. Lihatlah Ajudan Li membungkam mulutnya selama 5 tahun kerana tak ingin bencana semakin besar. Begitu rahasia ini terbuka tak akan ada manfaatnya bagi siapapun.”

Yiping tetap tak setuju, Fang Yu teman baiknya. Jika Erhao memperlakukan Fang Yu seperti Keyun bagaimana? Kalau Erhao hanya mencintai wanita sebentar saja kemudian berhubungan dengan wanita lain bagaimana?

Bukankah Bibi Li tadi mengatakan hanya dalam beberapa bulan saja Erhao sudah melupakan Keyun dan memiliki kekasih baru. Jika ia tak mengatakannya dan nanti Fang Yu ditipu bagaimana caranya menebus kesalahannya pada Fang Yu.

Yiping : “Setidaknya kita memperingatkan Fang Yu agar menjaga jarak dengan Erhao!”


Fang Yu tanya kenapa Yiping dan Shuhuan mencarinya? Yiping mengatakan ia harus bicara dengan Fang Yu.

Fang Yu heran, Sepertinya serius sekali? Kemudian ia cemas, apa terjadi sesuatu ? apa Erhao kecelakaan saat mencari berita?

“Tidak. Dia baik-baik saja!” sahut Shuhuan.

Yiping : “Fang Yu, Erhao bukanlah pasangan yang baik. Kau harus percaya padaku, lebih baik segera putus hubungan dengannya!”

Fang Yu : “Apa maksudmu?”

Shuhuan menarik Yiping dan mengatakan pada Fang Yu bukankah Fang Yu tahu sendiri hubungan Erhao dan Yiping yang tak begitu baik. Shuhuan berusaha mencegah Yiping mengatakan hal yang sebenarnya.


Fang Yu tersenyum, “Apa kau bertengkar lagi dengan keluarga ‘disana’? Kau marah pada Erhao Sepertinya dendam kalian baru akan damai kalau aku yang turun tangan.” jawab Fang Yu. Ia meminta Yiping jangan marah, ia akan membantu Yiping memarahi Erhao.

Fang Yu : “Perasaanku pada kakakmu ini sungguh-sungguh. Ayah dan ibuku juga setuju. Kau sebaiknya menerimanya saja.”

Shuhuan mengatakan walaupun Erhao memiliki kekurangan bukankah Fang Yu menerima kekurangan Erhao itu, jadi Yiping juga harus menerimanya. Fang Yu mengangguk.

Yiping memperingatkan Fang yu, “Kau bersikeras ingin bersamanya, jika nanti kau tertipu jangan menyalahkanku..!”

Fang Yu masih belum paham. Yiping mengatakan memang setiap orang memiliki kekurangan tapi tak semua orang memiliki catatan kesalahan masa lalu. “Kau bukan kekasih pertamanya juga bukan yang kedua, bukan juga yang ketiga. Dari mana kau tahu kalau kau itu yang terakhir? Saat dia nanti tak mencintaimu apa yang akan kau lakukan?”


Fang Yu menceritakan kalau Erhao sudah mengatakan semua padanya. ”Aku tahu dia pernah punya banyak kekasih. Aku tak pernah mananyakan masa lalunya, yang aku pedulikan adalah masa depannya.”

Yiping mendesah ternyata Erhao sudah mengatakannya. “Kau sungguh tak peduli terhadap lalunya? Sungguh berhati besar!” Yiping pasrah, “Kalau begitu aku tak bisa berbuat apa-apa!”

Kemudian Yiping membisikkan sesuatu pada Fang Yu, “Kecuali kau sudah menjadi Nyonya Lu, jangan biarkan dia menyentuhmu!” Fang Yu terkejut mendengarnya.


Xueqin mondar-mandir di ruang tamu menunggu Ruping dandan. Ia menyuruh purtrinya cepat. “Baru pertama bertemu sudah terlambat rasanya kurang baik!”


Ruping turun memakai baju biasanya. Ibunya tanya mana baju pesta yang merah.

Ruping : “Ibu bolehkan aku tak Ikut?”

Xueqin : “Tidak ikut? bukankah sudah janji 2 minggu yang lalu. Shi Lei itu putra Manajer Bank Shanghai. Latar belakang keluarganya, bakatnya, mungkin hanya satu diantara berpuluh ribu orang. Bibi Qi sudah susah payah membuatkan janji.”


Erhao menyetujui pakaian yang dipakai Ruping jangan sampai orang mengira kita berniat memikat hati orang. “Tenang aku akan menemanimu!” sambung Erhao.


Ruping mengatakan ia sama sekali tak tertarik pada pertemuan ini. Ia juga tak akan langsung tertarik pada seseorang hanya satu kali makan bersama.

Xueqin menjitak kepala Ruping, “Jangan katakan kau akan tertarik atau tidak. Kita tidak tahu dia akan tertarik padamu atau tidak.”

Ruping : “Pasti tak akan tertarik. Jadi tak usah pergi saja!”

Xueqin : “Kau mau pergi atau tidak? Kalau tidak rebut kembali Shuhuan!”

Ruping kesal, “Baiklah aku pergi.”


Ruang makan yang mewah. Seorang wanita mempersilakan tamunya duduk. Mungkin ini yang tadi di panggil Bibi Qi.

Ruping duduk bersebelahan dengan Shi lei. Erhao duduk di sebelah Ruping. Para Nyonya juga duduk bersebelahan.


Seorang pelayan masuk membawakan jus. Erhao minta pada pelayan agar memberikannya segelas air. Pelayan itu menoleh, "Baik!”


Erhao tersenyum pada pelayan yang tak lain Du Fei yang sedang menyamar. Erhao mengedipkan matanya pada Du Fei. Du Fei mengenakan kumis palsu.


Du Fei memberikan daftar menu pada Shi Lei. Shi Lei bertanya pada Ruping ingin makan apa dan mengatakan kalau steak di sana enak. Seafoodnya juga enak. Kalau sup, sup bawang bombay yang enak. Ruping memesan sup bawang bombay dan seafood.

Shi Lei ke pelayan Du Fei : “Kau dengar. Nona Lu mau sup bawang bombay dan seafood. Aku juga pesan yang sama.”


Pelayan Du Fei ke Ruping : “Nona steak di sini juga enak. Kami membuatnya dengan tulang rusuk. Tulang rusuk yang disini itu!”


Ruping malihat ke arah pelayan dan kaget bukan main sampai menutup mulutnya yang menganga. Du Fei tersenyum.

“Buahnya juga segar!” sambung pelayan Du Fei. “Sejenis buah segar baru namanya buah ‘Ruguo’ Apa Nona Lu mau mencobanya?”

Shi Lei ke Pelayan Du Fei : “Kau tak perlu merekomendasikan menu. Berikan apa yang Nona Lu pesan.

Shi Lei mengusulakan makanan penutupnya kalau es krim bakar. Semua sutuju.

Ruping menatap Erhao dan Ia kesal. Karena Du Fei berada di sana dan menyamar.


Xueqin mulai memuji Shi Lei, “Katanya walaupun masih muda kau sudah menjabat sebagai asisiten manajer di sebuah bank. Sungguh hebat. Usia erhao tak berbeda jauh darimu. Dia hanya mondar-mandir di kantor surat kabar. Setiap hari sibuk tapi tak bisa terkenal, tak bisa dibandingkan denganmu!”

Shi lei ke Erhao : “Aku justru iri dengan pekerjaanmu menjadi wartawan di kantor surat kabar. Tapi ayahku mengharuskanku bekerja di bank. Aku adalah anak yang tak bisa menentang ayah.
Ruping menatap tajam Du Fei.


Shi Lei bertanya pada Ruping sudah berapa kali diatur untuk bertemu seperti ini. Ruping menjawab kalau ini petama kalinya. Shi Lei mengatakan Ruping beruntung kalau dirinya sudah 5 kali.

“Aku paham rasa sungkanmu. Terpaksa kita bersandiwara untuk menyenangkan orang tua.” Sahut Shi Lei. Ruping tertawa mendengarnya dan Du Fei melihat itu penuh dengan kecemburuan hahaha.

Du Fei berusaha mendengarkan apa yang dibicarakan Ruping dan Shi Lei.

Ruping tanya apa Shi Lei belajar sastra. Shi Lei menjawab kalau ia belajar bahasa asing, kau? Ruping menjawab ia mempelajari sinologi (Ilmu penegtahuan tentang bahasa dan kebudayaan Cina).

Keduanya asyik ngobrol dan itu membuat Du Fei kesal. Apalagi Nyonya Qi mengatakan kalau Ruping dan Shi Lei itu berjodoh (mak jomblang yang baik hehe)semua tertawa.

Du Fei menuangkan arak, ia juga ikut tertawa dan yang lain berhenti tertawa karena heran melihat si pelayan kok ikut-ikutan tertawa. Ruping langsung memukul Du Fei yang pada saat itu berada di sampingnya.

Karena tak melihat saat menuangkan minuman. Minuman dalam gelas itu menjadi luber kemana-mana dan menyenggol gelasnya hingga jatuh dan mengotori pakaian Ruping.


Du Fei langsung mengambil tisu. Shi Lei juga melakukan hal yang sama. Keduanya berusaha membersihkan pakaian Ruping dengan tisu. Tangan keduanya saling mendorong hahaha.

Ruping pamit ia akan ke toilet. Erhao tersenyum-senyum saja. Xueqin memandang aneh si pelayan.


Ruping dan Du Fei berada di luar ruangan. Ruping memarahi Du Fei. Apa yang dilakukan Du Fei di sana. Ruping minta Du Fei cepat pergi kalau tidak ia tak akan peduli lagi pada Du Fei.

Du Fei menolak. Ruping tanya apa Erhao yang memberi tahu Du Fei. Du Fei membenarkan dan mengatakan kalau Erhao sungguh teman baiknya.

Du Fei tanya apa ini ide yang buruk. Buruk sekali jawab Ruping kesal. Tapi bagaimanapun juga Du Fei harus melihat kekuatan lawan. Ruping tanya apa maksud Du Fei.

Du Fei menjelaskan kalau ia mengetahui kekuatan lawan ia bisa memenangkan peperangan. Ruping tetap menyuruh Du Fei pergi dari sana, bukankah Du Fei sudah melihat kekuatan lawan. Du Fei tetap menolak. Ruping tambah kesal, “Kalau kau membuatku malu. Aku tak akan pernah memaafkanmu!”


Ruping kembali ke ruang makan. Shi Lei menarikkan kursi untuk Ruping dan bertanya apa kotorannya tak bisa dibersihkan? Ruping menjawab tak apa-apa.

Shi Lei menjelaskan biasanya pelayan di sana sangat terlatih mungkin tadi orang baru. Setelah makan nanti ia akan menemani Ruping membeli baju.


Du Fei membawakan pesanan Ruping dan Shi Lei, sup bawang bombay dan seafood. Du Fei melihat sekeliling karena sudah kesal Du Fei memberikan salah satu supnya merica yang banyak, tentu saja untuk shi Lei. “Biar kubuat dia kepedasan. Apa setelah itu mulutnya masih pintar bicara!”


Du Fei memberikan sup ke Shi Lei terlebih dalu. Shi Lei mengatakan Lady’s First, “Apa kau tak paham?”

Shi Lei akan mengambil supnya dan diberikan pada Ruping tapi pelayan Du Fei mengatakan kalau sup Nona Lu baru akan ia suguhkan.

Karena terlalu terburu-buru Du Fei menabrakan mangkuk dengan sup yang pertama dan Sup itu mengotori baju Ruping.


Du Fei menjatuhkan semua makanan dalam nampannya. Ruping menatap Du Fei, “Kau mau membunuhku ya?” Du Fei dan pelayan lain langsung membersihkannya.

Du Fei kembali menaruh merica yang banyak ke dalam sup bombay Shi Lei. Sebelum menyajikannya Du Fei mengeceknya kembali agar tak salah menyajikannya.

Sekarang Du Fei menyajikannya Lady’s First untuk Ruping dulu dan berikutnya untuk Shi Lei.


Xueqin melihat makanan Ruping yang terlihat enak. Ruping memberikan itu pada ibunya. Melihat itu Shi Lei memberikan makanannya untuk Ruping.


Du Fei camas. Ruping akan segera memakannya tapi Du Fei langsung mendorong Ruping dan kembali menumpahkan supnya.


Ruping terkejut dan kembali menatap tajam Du Fei.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.