Monday 16 January 2012

Sinopsis Can You Hear My Heart Episode 9


Joon Ha meminta Woo Ri mengungkapkan semua yang ingin dikatakan untuk Ma Roo. Awalnya Woo Ri merasa tak enak, tapi kemudian ia menuruti saran Joon Ha.

Woo Ri mengatakan semua isi hatinya tentang Ma Roo, Joon Ha terharu sampai hampir menangis.
Setelah Woo Ri selesai mengungkapkan isi hatinya, ia pun pamit akan pulang tapi Joon Ha memanggilnya, “Woo Ri-ah!”
“Maafkan aku!” ucap Joon Ha. Woo Ri terkejut mendengar Joon Ha mengatakan ini. Ia kembali menatap Joon Ha dengan air mata yang masih berlinang.


“Maafkan aku Woo Ri!” Joon Ha kembali mengucapkannya dengan mata berkaca-kaca, “Aku sedang menggantikan Ma Roo. Karena aku sudah mendengarmu bicara pada Ma Roo, sekarang aku akan bicara sebagai Bong Ma Roo. Kakakmu mungkin akan menjawab seperti ini ‘maafkan aku’ aku tak bisa berkata-kata apapun selain.... selamat tinggal!”

Joon Ha langsung kembali ke mobil dan tancap gas meninggalkan Woo Ri seorang diri.


Sambil pergi Joon Ha masih sempat melihat Woo Ri melalui kaca spion mobilnya. Mata Joon Ha berkaca-kaca, kemudian ia memasang headseat dan menelepon ibunya. Ia meminta ibunya jangan tidur dulu dan menunggunya. Ia akan membawakan es krim. Tatapan mata Joon Ha masih sedih setelah mendengar ucapan dari Woo Ri tadi.


Ny Tae sudah berada di ranjang akan segera tidur ia merasa heran. Suaminya yang berada di ranjang sebelah bertanya ada apa. Ny Tae menjawab bukan apa-apa dan menyuruh suaminya tidur saja.

Ny Tae segera keluar kamar dan naik ke kamar Dong Joo. Ia membuka koper milik Joon Ha. Ia melihat di sana ada sarung tangan dan bola base ball. Ia juga melihat berkas presentasi kedokteran Joon Ha.


Young Kyu asyik menggambar ketika Woo Ri sampai di rumah. Seung Chul ngomel-ngomel kenapa Woo Ri terlambat pulang, “Kau tahu jam berapa ini?”
Young kyu meminta jangan berisik dan memperlihatkan gambar barunya. Tapi Seung Chul terus ngomel, “Anak gadis pulang selarut ini. Apa yang kau lakukan?”
Young kyu kembali meminta Seung Chul jangan berisik karena Nenek baru tidur.


“Paman dia tidak pulang naik bus!” ucap Seung Chul. Ia sudah menunggu Woo Ri di halte bus tapi Woo Ri datang dari arah yang berlainan, “Dan dia juga tidak naik taksi!”

Woo Ri berkata pada ayahnya kalau ia akan menjelaskannya besok, ia sudah lelah dan mau tidur.
Seung Chul masih penasaran siapa yang mengantar Woo Ri. Woo Ri menjawab yang mengantar adalah pacarnya Min Soo. Woo Ri langsung masuk kamar. Seung Chul tak tahu, “Siapa dia?”


Woo Ri jongkok bersandar di pintu kamarnya. Ia menatap jam tangan Ma Roo dan teringat ucapan Joon Ha tadi, “Maafkan aku Woo Ri. Aku yakin seperti itulah jawaban Bong Ma Roo!”

Woo Ri menerima sms dari Kim Bi yang mengatakan kalau pimpinannya ingin bertemu dengan Bong Young Kyu dan Woo Ri dan meminta keduanya datang besok.

Woo Ri membuka pintu kamarnya sedikit, ia melihat ayahnya tengah menggambar sangat serius. Woo Ri membalas sms Kim Bi.


Dong Joo melatih cara penyampaian untuk presentasi dalam rapat. Ia juga memainkan kantunngnya. Setelah selesai bicara ia melihat ke laptopnya dan apa yang ia katakan mucul di sana.
Dong Joo mendapat sms dari Kim Bi yang mengatakan pertemuan dengan Young Kyu dan Woo Ri besok sudah disiapkan.


Dong Joo menekan panggilan cepat No 1, “Bong Ma Roo. Jang Joon Ha. Apa kalian di sana? kau harus meninggalkan ketiak ibu, besok kau harus pergi denganku!”

“Ayo makan!” teriak Dong Joo menghampiri ikan-ikan di aquariumnya dan segera memberi mereka makan.
Dong Joo memperhatikan ikan-ikan berenanag kesana kemari. Ia juga menirukan mimik mulut ikan.


Joon Ha makan es krim dengan ibunya. Ny Tae berkata kalau ini mengingatkan dirinya akan masa lalu, “Ketika Dong Joo berada dalam masa sulit kita sering makan es krim lalu sakit perut. Keduanya tertawa bersama.

Joon Ha menyendokkan es krim untuk ibunya dan berkata kalau hari ini ia teringat ibunya, bahkan ketika di konferensi para dokter, “Kalau tak ada ibu apa yang akan terjadi? Apa yang bisa kulakukan sekarang?” Ny Tae berkata kalau ia merasa beruntung bisa mendapatkan anak seperti Joon Ha.


Joon Ha : “Kata-kata ‘kau beruntung’ ibu pernah mengatakan itu padaku. Kata-kata itu enak didengar, aku merasa tersanjung!”

Ny Tae selalu merasa kagum setiap melihat Joon Ha, “Bukankah aku dan Dong Joo sudah merasa terhibur? Setiap kali ibu menyerah dengan keadaan Dong Joo hati ibu serasa di tepi jurang ‘ayo kita terjun dan mati bersama’ Tapi karena kau, aku tak seperti itu. kau sudah menolongku dan Dong Joo!”

Joon Ha terharu mendengarnya, “Ibu. Apa ibu tahu kenapa aku menyukai ibu? Ketika bersama ibu aku selalu merasa seperti anak yang baik dan pintar. Itulah kenapa saat terbaiku adalah ketika bersamamu!”


Presdir Choi mengintip dari luar kamar dan Ny Tae melihatnya, ia bergumam dalam hati. “Kenapa suamiku? Apa kau mencari keturunanmu? anakmu ini akan selalu berada di bawah bayang-bayangku dan Dong Joo!”
Presdir kesal melihat keakraban keduanya.


Young kyu kelelahan menggambar dan sampai ketiduran. Nenek kaget melihat putranya tidak tidur di kamar. Nenek membangunkannya. Apa sudah pagi tanya Young Kyu. Nenek ingin tahu Young Kyu menggambar apa semalaman. “Bukankah ibu yang menyuruhku menggambar supaya Ma Roo pulang?” Ucap Young Kyu.


Woo Ri membenarkan, mulai sekarang ayahnya menggambar saja dan undangan dari Presdir kosmetik kita tak usah datang. Nenek tak setuju. Woo Ri berkata kalau Presdir semua perusahaan itu pasti jahat dan menakutkan. “Tapi Woo Kyung lebih menakutkan!” sahut Nenek. Young kyu terkejut mendengar nama Woo Kyung dan meminta jangan menyebutnya lagi. Woo Ri mengatakan kalau Presdir dari perusaahn kosmetik ingin menemui ayahnya hari ini. Young kyu bingung ia harus menemui orang ini dan mengucapkan terima kasih.


Seung Chul datang dengan setelan jas yang rapi dan mengajak Woo Ri menjual mobil. Young kyu mengamati celana yang dipakai Seung Chul terlalu ketat. Seung Chul menjelaskan kalau model pakaiannya memang seperti ini. Woo Ri meminta Seung Chul memakai pakaian yang nyaman saja.


Seung Chul masih penasaran siapa itu Min Soo dan siapa pacarnya Min Soo, “Kalau kau seperti ini kau tak akan ku nikahi!” Nenek ikut menyahut, “Siapa yang mau menikah denganmu?” Woo Ri teriak ia tak sudi menikah dengan Seung Chul.


Seung Chul berkata kalau Young Kyu juga tahu, “Dulu Woo Ri bilang mau menikah denganku!” Woo Ri tanya kapan ia mengatakan itu. Seung Chul langsung merangkul Woo Ri, “Kita serasi kan?”

“Anak brengsek!” Seung Chul langsung menerima tabokan dari Nenek, “Kau mau cari gara-gara dengan cucuku. Dia sudah kubesarkan menjadi cantik seperti ini mana mungkin kuserahkan padamu!”


Dong Joo keliling taman melihat para pekerja. Ia melihat Woo Ri dan ayahnya tengah bercanda. Young kyu mengenakan masker di wajahnya. Dong Joo tersenyum melihat keduanya.
Woo Ri berbisik ke ayahnya, “Ayahku hari ini tak bisa kerja jadi ku andalkan kalian!”


Dan Jreng... masker pun dibuka. Paman Lee berkata tak usah khawatir tapi kalau musim bola tiba Woo Ri yang mengerajakan.
Woo Ri mengatatakan ia ada janji jam 12 untuk bertemu dengan orang dari perusahaan kosmetik dan jam 4 ia akan kembali. Paman Lee kembali mengenakan maskernya.
“Tuan Bong Young Kyu!” panggil Manajer Taman. Woo Ri dan paman Lee panik.
“Hallo apa kabar!” sahut Paman Lee mengikuti logat dan gaya Young Kyu.


Manajer heran kenapa badan Young Kyu jadi bengkak (hahahah) Woo Ri berkata kalau ayahnya sedang terkena flu jadi dia memakai pakaian yang tebal. Paman Lee ngoceh, “Obat flu harganya 500 won 500 won!” dan kembali bertingkah seperti Young kyu. Manajer merasa aneh dan meminta Young Kyu ikut dengannya. Paman Lee dan Woo Ri tambah panik.


Manajer memanggil dengan suara keras. Paman Lee langsung berdiri, “Aku akan ke sana dan bekerja keras!” Paman akan pergi ke arah sebaliknya dari Manajer. Manajer kesal, Paman Lee bertingkah seperti Young Kyu yang kebingungan. Ia menepuk dahinya beberapa kali lalu lari. hahahaha Manajer marah dan teriak, ia menendang kantong sampah membuat sampah berserakan. Woo Ri langsung membersihkannya.


Dong Joo masih memperhatikan dan Young Kyu tiba-tiba datang dan sudah berada di belakangnya. “Kau orang yang bukan Ma Roo!” sahut Young Kyu. Dong Joo tak menyadari Young Kyu berada di belakangnya.


Young Kyu langsung berdiri di depan Dong Joo dan membuat Dong Joo terkejut. Young kyu langsung memberi hormat, “Apa kabar?” Dong Joo bingung yang ia tahu Young kyu lari ke arah sana tapi tiba-tiba ada di belakangnya.


Young Kyu mengajak Dong Joo melihat pohon yang di beri nama Mi Soon. “Senang bertemu denganmu!” Young kyu menyapa dan memberi hormat pada bunga Mi Soon. Young kyu mempersilakan Dong Joo memperkenalkan diri. Dong Joo bengong tapi kemudian ia mengikuti apa yang dilakukan Young kyu tadi.


Young kyu memperkenalkan dirinya, “Namaku Bong Young Kyu!”


“Namaku Cha Dong Joo!” Keduanya memberi hormat sambil jongkok.
Young Kyu berkata kalau ia harus naik bus ke Seoul jadi tak bisa lama-lama disini dan bertanya bisakah bertemu lagi setelah tidur malam.
“Ya kita akan bertemu lagi setelah tidur malam!” sahut Dong Joo.

Young kyu menunjuk dimana Woo Ri berada, “Dia menungguku disana. Orang yang bukan Ma Roo ehh bukan ...” Young kyu masih belum ingat nama Dong Joo.
“Cha Dong Joo!” Dong Joo menyebut namanya.
“Ya Tuan Cha Dong Joo selamat tinggal!” ucap Young Kyu. Ia juga memberi hormat pada bunganya.
Young Kyu lari-lari ssmbil menghafal nama Dong Joo, “Cha Dong Joo, Cha Dong Joo, Cha Dong Joo!”


Woo Ri lari terburu-buru. Langkahnya tiba-tiba terhenti tepat dimana Dong Joo duduk melamun sendiri.


Woo Ri menghampirinya pelan-pelan, “Siapa yang kau tunggu?” tanya Woo Ri mengagetkan Dong Joo.
Dong Joo langsung melepas earphonenya. Woo Ri meminta tak usah melakukan itu, “Karena aku yakin kau bukan kakakku. Kalau ayahku bilang bukan pasti bukan!”
“Tapi...” Woo Ri mendekatkan wajahnya, “Kau sedang memata-matai Woo Kyung kan?”

Woo Ri kembali menjauhkan diri ia bisa menebaknya walaupun ia tak tahu IQ-nya berapa tapi matanya 100% akurat.


“Aku bukan mata-mata!” Ujar Dong Joo. Dong joo melihat majalah mobil yang dibawa Woo Ri. Woo Ri senang dan bertanya apa Dong Joo tertarik dengan mobil.
Dong Joo : “Mobil Gu Hwa?” Dong joo menggeleng.
Woo Ri : “Bukan bukan maksudku Cha Dong Cha (mobil)!”


Dong Joo bangkit dari duduk ia mendekatkan wajahnya ke wajah Woo Ri. Woo Ri mematung, “Apa ada orang lain yang bernama Cha Dong Cha?” tanya Dong Joo.
Woo Ri memundurkan wajahnya. Dong Joo langsung pergi.


Woo Ri berusaha menarik Dong Joo untuk membeli mobil lewat dirinya, “Kalau kau punya waktu bagaimana kalau kita minum teh sama-sama!” Ia memperlihatkan gambar mobil yang dibawanya, “Ini mobil hebat warnanya bagus. Warnanya hanya ada di negara kita!”
Dong Joo tak tertarik dan akan langsung pergi tapi Woo Ri tak melepaskan begitu saja. Ia terus berusaha menarik minat Dong Joo untuk membeli mobil.

“Bukankah waktu itu kau mengendarai sepeda? mobil ini cocok untukmu. Untuk kau yang sehat, kuat dan pintar mobil ini cocok untukmu. Kecepatannya 100 mil perjam ini yang terbaik untukmu!”
Dong Joo melihat jamnya dan berkata kalau ia sibuk.


Karena itu belilah mobil dariku!” ucap Woo Ri. Kalau Dong Joo setuju ia akan mengantar secepat mungkin. “Aku penjual mobil tercepat di perusahaan. Kakiku secepat kilat!” Woo Ri memperagakan kakinya cepat bergerak kesana kemari. Dong Joo tersenyum memandangnya lalu pergi. Woo Ri sewot tawarannya diabaikan begitu saja.


Woo Ri terus berusaha, kalau tidak bisa hari ini bisakah ia menghubungi Dong Joo lain waktu. “Berapa nomor teleponmu? Namamu?”
Woo Ri belum tahu kalau ini Dong Joo. Woo Ri tahu Dong Joo lewat ponsel tapi belum bertemu langsung mengenalkan nama.


Woo Ri meminta nama Dong Joo. Dong Joo langsung mangambil kunci dan menyalakan mobilnya.
Woo Ri terkejut kalau Dong Joo sudah memiliki mobil. Dong Joo menggumamkan 'kotoran semut' pelan.


“Kotoran semut!” umpat Woo Ri kesal. “Kotoran sapi kotoran kuda kotoran anjing kalau sudah punya mobil kenapa tidak bilang dari tadi dasar kotoran semut!”


Dong Joo menatap Woo Ri yang masih kesal melalui spion mobilnya dan ia hanya tertawa melihat tingkah lucu Woo Ri.


Presdir Choi melihat pakaian yang dipakai istrinya. Ny Tae mengatakan kalau ia dan Joon Ha akan olah raga. Kata Joon Ha penyakit insomnianya karena kurang olah raga. Menyenangkan memiliki anak seorang dokter.

Presdir meminta istrinya berhenti memanggil Joon Ha dengan sebutan anak, “Dia membuatku tak nyaman usir dia dari sini! Kenapa anak itu ada disini padahal Dong Joo tak ada di sini!”
Ny Tae berkata itu karena ia ingin Joon Ha menemani dirinya, lagi pula suaminya tak pernah menawarkan diri untuk menemani dirinya.


“Pelihara saja seekor anjing!” sahut Presdir Choi, karena menurutnya caranya Joon Ha menempel pada istrinya sudah seperti anjing.
Ny Tae : “Apa maksudmu?”
Presdir Choi : “Anak itu selama dia kuliah kedokteran di Amerika dia juga belajar manajemen keuangan. Apa maunya dia? Jelas-jelas dia menginginkan hartamu. Aku kenal betul orang-orang seperti itu. Jangan mudah percaya orang, nanti kau akan menyesal!”


“Ibu!” Tiba-tiba Joon Ha masuk tanpa mengetuk pintu. Ia tak tahu kalau Presdir Choi masih ada di sana. Ia mengira kalau Presdir Choi sudah berangkat kerja. Presdir menatap marah atas sikap Joon Ha yang kurang sopan padanya.
Ny Tae menyuruh Joon Ha menunggunya di luar sebentar.

Presdir Choi marah, “Dia sudah berani masuk kamar seenaknya bagaimana caramu mengajarinya?”


Ny Tae mulai membandingkan Joon Ha dengan Shin Ae, “Kau tak mempercayai Shin Ae dan melarangku bergaul dengannya. Tapi selama ini kita bersamanya dan baik-baik saja. Joon Ha juga seperti itu, jangan asal menuduh dia anak yang baik sama seperti Shin Ae!”


Joon Ha berada di kamar ia memandangi foto Dong Joo kecil bersama Presdir Choi.
Plukkkk ada yang mendarat di tubuh Joon Ha. Ia berbalik dan dilihatnya Dong Joo nyengir setelah melempar kantung kacang ke arahnya.


Dong Joo mamungut kantungnya dan bertanya kenapa Joon Ha tak meneleponnya. Joon Ha tak menjawab ia hanya menunjukan tampang kesalnya. Dong Joo heran, “Apa kau sudah punya pacar?” Joon Ha tak mempedulikan ucapan adiknya.
Dong Joo : “Hyeong! Aku mau minta tolong. Proyek kosmetik itu, aku harus bertemu seseorang bisakah kau menggantikanku?” (menggantikan Dong Joo bertemu dengan Woo Ri dan Young Kyu)


Joon Ha : “Aku sudah bilang tak mau bertemu mereka. Kenapa kau masih menemui mereka? Apa yang kau harapkan dari mereka?”
“Apa kau sudah tahu?” Dong Joo menyadari sesuatu pasti Kang Min Soo yang mengatakannya pada Joon Ha. “Hyeong, Ini demi kau!”


Joon Ha : “Kalau mau bertemu mereka kau saja tapi jangan lupa katakan namamu Cha Dong Joo karena aku penasaran bagaimana reaksi mereka.”
Dong Joo berkata kalau Woo Ri masih mengingat dirinya sebagai pianis.
Joon Ha bertanya ketus, “Apa kau pikir itu saja yang dia ingat?” Ia kemudian meninggikan suaranya, “Ibunya meninggal terbakar di pabrik Woo Kyung!”
Dong Joo terkejut memperhatikan apa yang dikatakan kakaknya.


Joon Ha : “Haruskah aku memakai kata-kata yang sederhana. Ayah ibumu dibunuh oleh Choi Jin Chul, ayahmu. Ayahmu ketakutan pabriknya akan musnah terbakar. Dia menutup semua pintu dan ibunya terperangkap disana. Dia bahkan memfitnahku dan keluargaku sebagai penyebab kebakaran. Waktu itu ibumu membawaku pergi bersamamu karena aku takut pada ayahmu!”

Mata Joon Ha berkaca-kaca, “Bukankah aku sudah bilang Bong Ma Roo sudah meninggal. Setelah kutinggalkan keluargaku, bagaimana aku bisa muncul kembali?”



Suara Dong Joo lemah, “Kenapa baru sekarang kau menceritakannya?”
Joon Ha : “Apa kau pikir aku akan mudah menceritakannya? Aku mau mengubur dalam-dalam semua masa laluku. Tapi kenapa kau berusaha mengungkapnya!”

Joon Ha menatap tajam Dong Joo, “Cha Dong Joo, kau putra Choi Jin Chul. Kalau bukan karena kau sudah ku maafkan, kau sudah kuhabisi!”
Dan Ny Tae mendengar percakapan keduanya.


Joon Ha : “Kau pikir kenapa Woo Kyung tetap membiarkan keluargaku hidup? Kau mungkin punya kekuatan untuk balas dendam. Tapi keluargaku hanya bisa meratapinya? Kau sudah membohonginya? Apa kau senang melihat kegembiraan mereka menerima uang dari Woo Kyung? Apa itu yang kau sebut menolong mereka? Tapi kau tak akan mampu menjelaskan pada mereka. Apa sekarang kau sudah mengerti?”
“Kau sudah mengerti!” bentak Joon Ha

Dong Joo duduk lemas, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Joon Ha menghampiri Dong Joo menyentuh pelan tangannya. Tapi Dong Joo menepisnya.


Ny Tae masuk ke kamar, “Kalian berdua apa yang kalian lakukan? Dong Joo kau kenapa?”
Dong Joo menunduk menutup telinganya. Joon Ha berkata kalau mereka terlibat sebuah pekerjaan.

Ny Tae berkata apakah Joon Ha tahu kenapa ia tak bisa mempercayai Dong Joo. Kalau tahu akhirnya akan seperti ini lebih baik dulu kita tak usah memulainya. Menyerahlah mengerti?

Dong Joo dengan kekecewaannya langsung keluar. Joon Ha akan mengejar tapi ibunya meminta membiarkannya saja.


Woo Ri dan ayahnya tiba di Seoul. Keduanya berada di restouran tempat janjian bertemu dengan pemimpin perusahaan Energy Cell.

Woo Ri melihat ayahnya duduk tegang membawa bunga, ia meminta ayahnya duduk lebih nyaman, “Lepaskan jaketmu!” Young Kyu menolak karena menurutnya disitu dingin, “Di kebun rasanya hangat tapi di Seoul rasanya dingin!”
“Apa kita pulang saja?” tanya Woo Ri. Ayahnya melarang, “Kita harus mengucapkan terima kasih mereka memberikan uang untuk biaya rumah sakit ibu dan kita harus memberikan mereka hadiah!”


Woo Ri melihat ayahnya mengangkat dagu terlalu keatas, “Lama-lama lehermu bisa kram!” Ayahnya beralasan kalau Nenek menuyuruhnya seperti ini.
“Ayah ubanmu kelihatan!” sahut Woo Ri. Young kyu spontan tanya sambil menundukan wajahnya tapi sesaat kemudian ia langsung mengangkat dagunya lagi, “Aku tak punya uban. Aku tak punya uban. Aku mau Ma Roo memanggilku ayah bukan kakek!”


Woo Ri menunjukan sesuatu dan meminta ayahnya menundukan sedikit kepalanya. Young Kyu hanya melirik sedikit. Woo Ri akan mengecat rambut ayahnya sedikit, “Bagaimana nanti kalau Kak Ma Roo tak mengenalimu?” Young Kyu langsung menundukan kepala membiarkan Woo Ri mengecat rambutnya.


Dong Joo sudah tiba di sana. Ia hanya melihat Woo Ri dan Young Kyu dari mobil.


Joon Ha mandi ia melamun memikirkan kata-kata Woo Ri yang ditujukan untuk Ma Roo yang juga ditujukan untuk dirinya.


Panggilan cepat nomor 1 Dong Joo, “Hyeong. Karena tak mendengarkanmu dan membuat kekacauan aku minta maaf. Tapi tolong aku sekali ini saja. Tidak, kau sudah menolongku dimasa lalu. Kali ini tolong aku sekali lagi.

Dong Joo menatap Woo Ri yang masih berada di dalam restouran, “Bong Woo Ri apa kau mengenal suaraku sekarang?

Kami sudah bertemu beberapa kali itulah kenapa kau harus menolongku. Katakan padanya jangan menolongku, alamatnya di restouran...

Tertulis jawaban di ponsel Dong Joo, besok adalah hari H fokus pada pekerjaanmu.


Ternyata yang menjawab telepon Dong Joo, Ny Tae bukan Joon Ha.

Dong Joo : “Ini kesalahanku tapi kita harus menghadapi ini karena aku tak mau mengecewakan siapapun. Tidak.. dari pada membencinya lebih sulit untuk menjelaskannya. Hanya satu orang yang bisa menjelaskan pada ibu. Tidak ada yang lain kecuali kau. Hindari saja pembicaraan tentang Woo Kyung katakan saja ada orang yang mencari masalah!”

Ny Tae : “Kenapa harus begitu? Berikan saja uangnya, selesai. Bukankah sudah kubilang aku tak mau terlibat? Kendalikan situsinya dan teruskan rencananya!”


Joon Ha keluar dari kamar mandi dan melihat ibunya menjawab teleponnya, “Apa itu Dong Joo?”
Ibunya berkata kalau mereka harus meneruskan rencana proyek itu, kalau sudah selesai Joon Ha harus mengambil alih, “Kau tak akan mengecewakan ibu kan?”


Woo Ri menelepon Kim Bi, “Apa kau tak ikut datang? Aku tak tahu bagaimana wajah Presdirmu?” Kim Bi menjawab kalau Presdirnya akan datang menemui Woo Ri, “Apa dia belum datang?”

Woo Ri berkata kalau ia sudah menunggu selama 1 jam dan bertanya apa benar pertemuannya jam 12.


Jreng Dong Joo berdiri dihadapan Woo Ri. Ia menatap serius, “Aku akan memperkanalkan diri secara resmi. Aku Presiden Direktur Energy Cell. Namaku Cha Dong Joo!”

Woo Ri bengong, “Apa? Kau siapa?”
“Cha Dong Joo!” ucap ulang Dong Joo. “Aku perwakilan dari Woo Kyung!” dong Joo mengajak woo Ri masuk untuk bicara.
“Tunggu sebentar!” Woo Ri menatap ayahnya yang masih duduk tegak memeluk bunga.


Woo Ri merasa ini membingungkan, “Jadi kau... Woo Kyung.. Cha Dong Joo. Tidak tidak... Jadi Energy Cell itu di bawah Woo Kyung? Bukankah katanya bukan di bawah Woo Kyung? Aku tak mau kalau kalian dari Woo Kyung!”
Dong Joo : Kenapa?
Woo Ri : “Apa maksudmu kenapa? Kalau kau Cha Dong Joo tanyakan pada ayahmu. Tapi apa kau benar-benar Cha Dong Joo?”


Dong Joo memotong ucapan Woo Ri, “Jadi kau benar-benar tak mau menjualnya pada Woo Kyung? Tapi kau sudah menerima uang kontraknya!”
Woo Ri membenarkan itu tapi ia juga sudah menyebutkan syaratnya. Ia tak mau bertransaksi dengan Woo Kyung.
Dong Joo tahu itu dan itu adalah kesalahannya. Ia memerlukan lukisan itu makanya ia berbohong.
Woo Ri : Apa?
Dong Joo : “Jadi apa kau benar-benar tak mau?”
Woo Ri : “Benar kalau itu Woo Kyung. Tapi apa kau benar-benar Cha Dong Joo...?”
Dong Joo kembali memotong ucapan Woo Ri, “Aku mengerti. Kalau begitu aku tak akan membuang-buang waktu. Tidak apa-apa kalau kau tak mengembalikan uang kontraknya. Dan kita tak perlu bertemu lagi!”


Dong Joo langsung pergi Woo Ri berusaha mengejarnya. Young Kyu melihat putrinya berada di luar. Ia menggedor kaca restouran. Woo Ri mengerti ia akan kembali masuk ke dalam. Tapi ia juga perlu mengejar Dong Joo.
Dong Joo langsung masuk mobil dan tancap gas.
Dong Joo sampai di rumah ia menahan kekesalan dan kekecewaannya.


Seung Chul berusaha dekat-dekat dengan Nenek yang tengah mengupas kulit daun bawang, “Nenek kenapa kau membenciku?” Nenek meminta Seung Chul menyingkir dan jangan mengganggunya. Seung Chul terus merayu, “Kau tak benar-benar membenciku kan?”


Bibi Lee tiba dan bertanya pada anaknya mana ayah Seung Chul. Ia mengeluh memasak ayam sendiri, mengantar ayam sendiri seharian.
Seung Chul mengacuhkan ibunya dan memberi usul pada Nenek bagaimana kalau pergi ke rumah sakit untuk melepas gips yang ada di tangan Nenek.
Nenek senang mendengarnya, karena ia sudah dibuat gila oleh gips itu dan tangannya sudah gatal.

Bibi Lee emosi melihat putranya, “Bukankah kau akan menjual mobil? kenapa masih di rumah?” Bibi Lee menarik paksa putranya, tepat saat itu Woo Ri dan ayahnya sampai di rumah.


Nenek tanya apa urusannya sudah selesai. Young kyu menjawab ia tak tahu, “Dia tak muncul mungkin tersesat!” Young kyu kecewa padahal ia ingin memberikan hadiah bunga yang ia bawa. Ia akan segera ganti pakaian dan berangkat kerja.

Nenek penasaran, jauh-jauh ke Seoul tapi tak bertemu. Woo Ri membenarkan. Ia tak bisa mengatakan pada keluarganya kalau yang membeli lukisan itu dari pihak Woo Kyung. Woo Ri langsung masuk kamar.
Seung Chul sampai lagi di lantai 2 dan langsung berdiri di depan kamar Woo Ri.


Di dalam kamar Woo Ri teringat ketika Dong Joo memperkenalkan diri sebagai Cha Dong Joo perwakilan dari Woo Kyung.
Min Soo dkk sampai dikediaman Dong Joo. Min Soo keluar dari mobil dan menerima telepon dari Woo Ri.


Min Soo tanya lebih dulu apa Woo Ri sudah bertemu dengan kakaknya. Woo Ri menjawab belum. Min Soo merasa aneh karena bos-nya bilang mau mencarikan Ma Roo.
Woo Ri heran, “Bos? Eonni siapa bos-mu?”
“Cha Dong Joo!” jawab Min Soo.


Woo Ri terkejut mendengarnya. Min Soo berkata bukankah Woo Ri sudah menjual lukisan itu agar Dong Joo membantu mencarikan Ma Roo.
Woo Ri : “Jadi dia membohongiku? Eonni apakah maksudmu Cha Dong Joo itu adalah anak dari Presdir Woo Kyung?”


Seung Chul langsung masuk dan merebut ponsel Woo Ri, “Mana si Cha Dong Joo brengsek itu?” bentak Seung Chul.


Seung Chul buru-buru ingin melabrak Dong Joo tapi Woo Ri menahannya dan ia yang akan kesana sendiri. Seung chul melarang Woo Ri ke sana. “Kau tak tahu bagaimana orang-orang Woo Kyung di sana?”
Woo Ri mengingatkan Seung Chul jangan pernah menyebut nama Woo Kyung di rumah. Kalau ayah dan Nenek mendengar ia tak mau menemui Seung Chul lagi.
Seung Chul luluh dengan ancaman Woo Ri dan meminta pergi ke sana bersama. Woo Ri bersikeras kalau ia harus memastikannya sendiri.


Joon Ha bersiap dengan pakaian rapi. Ibunya tanya mau kemana. Joon Ha berkata kalau mereka semua berkumpul di tempat Dong Joo mengecek rencana untuk terakhir kalinya.
Ny Tae menawarkan pergi bersama, tapi Joon Ha menolak karena kalau ibunya ikut pergi Dong Joo akan merasa tak nyaman.
Ny Tae mengingatkan Joon Ha tak boleh terlalu stres, “Kalau Dong Joo tak mau mendengarkanmu pukul saja dia. Kau kan kakaknya?” Joon Ha menjawab kalau ia akan melakukan itu.


Kim Bi sudah menekan bel beberapa kali tapi tak ada yang membukakan pintu. Min Soo juga kesal karena Dong Joo tak mengangkat teleponnya.
Young Kyu tiba di rumah Dong Joo dan meminta semuanya tak boleh mendekati rumah itu.


“Paman apa kau bekerja disini?” tanya Min Soo yang masih ingat dengan Young kyu.
Young Kyu mengamati wajah Min Soo kemudian ia menutup mulutnya, “Kuntilanak!” Min Soo merasa kalau hari ini ia tak memakai make up, “Lihatlah! aku tak seperti hantu kan?”
“Benar, tapi apa hantu juga suka bunga?” Tanya Youmg kyu. Min Soo menjawab tentu saja ia sangat menyukai bunga.
“Boss!!” teriak Kim Bi melihat Dong Joo datang.


Young kyu langsung lari menghampiri Dong Joo dan memberi hormat, “Aku mau bertemu denganmu setelah satu malam, tapi aku tak sibuk setelah kembali dari Seoul. Apa kau mau aku bermain denganmu?”
Dong Joo diam saja. Young Kyu melanjutkan kalau di sebelah sana ada bunga yang menutup matanya pada malam hari. “Apa kau mau pergi melihatnya?”
Dong Joo tak menjawab ia langsung masuk ke rumahnya. Young kyu meminta jangan masuk kesana kalau tidak Manajer akan memecat. Ia bingung memihat orang-orang masuk ke rumah itu.


Dong Joo meminta rekannya santai saja, ia mengambil kantungnya. ia akan menutup tirainya. Min Soo tanya bagaimana dengan Woo Ri, “Dia benar-benar kecewa, bukankah kau akan mencarikan kakaknya?”
Dong Joo tak menjawab pertanyaan Min Soo. Ia mengalihkan ke pembicaraan lain, ia akan mengirimkan rencana proyeknya lewat email.

Min Soo heran rencana proyek baru, kenapa tak pernah bilang. Dong Joo diam saja karena ia memang tak melihat Min Soo bicara.
Min Soo menepuk meja ia kesal karena setiap kali ia bicara Dong Joo tak pernah meresponnya.
Dong Joo : “Apa kau sudah membaca rencananya?”


Bel rumah berbunyi semuanya menatap ke pintu, Dong Joo melihat arlojinya. Kim Bi tanya apa ia yang harus membukakan pintunya. Dong Joo melarang dan meminta Kim Bi meneruskan saja pekerjaannya.


Dong Joo membuka pintu dan Woo Ri berdiri di sana. Dong Joo memasang muka juteknya.
Woo Ri ingin bicara dengan Dong Joo. Tapi Dong Jo berfikir kalau tak ada yang perlu dibicarakan lagi.
Woo Ri : “Kau membohongiku tapi kau adalah Cha Dong Joo


Dong Joo : “Maksudnya? Nona Bong Woo Ri Apa kau berubah pikiran? Apa kau akan menjual lukisannya?”
Woo Ri menggeleng. “Bukan itu tapi aku...”
Dong Joo memotong ucapan Woo Ri, “Kalau tak ada yang perlu dibicarakan pergilah!” Dong Joo langsung menutup pintu dan tirainya.

Woo Ri menggedor pintu, “Hey Cha Dong Joo!” Woo Ri terus menekan bel.


Dong Joo meminta yang lain langsung memulainya karena mereka sudah tak punya waktu lagi. Tapi mereka semua terganggu dengan suara bel pintu yang terus ditekan Woo Ri.
“Woo Bi Hyun apa ada yang mau kau tambahkan dalam konsep ini?” Tanya Dong Joo.
Bi Hyun berkata ia ingin perawatan kulit pada make up diperbaiki.

Kim Bi berusaha menyembunyikan wajahnya dari penglihatan Woo Ri di luar. Min Soo menyadarinya dan melihat ke jendela.


Woo Ri memperhatikan semuanya melalui jendela. Ia melihat kantung yang dulu miliknya masih disimpan Dong Joo sampai sekarang, ia merasa senang. “Tapi kenapa seakan dia tak mengenaliku?” Woo Ri tambah kesal ia menggedor jendela dan berteriak.


Min Soo berkata ia tahu kalau Dong Joo itu tegas tapi mereka tak bisa konsentrasi dan meminta Dong Joo mengurus Woo Ri terlebih dahulu.

Dong Joo melihat ke jendela di sana Woo Ri terus menggedor-gedor jendela, “Ini aku kantung itu milikku, pianika!” ucap Woo Ri memperagakan semuanya.

Dong Joo mengambil remote dan menutup tirainya rapat-rapat. Ia melanjutkan kata-katanya. Woo Ri terus berteriak, “Apa kau tak mengenaliku. Hey Cha Dong Joo!”

“Bong Woo Ri benar-benar bodoh!” sahut Min Soo ia meminta Dong Joo membiarkan Woo Ri masuk. Dong Joo tak akan melakukannya. Kim Bi menyetujui usul Min Soo. Tapi Dong Joo sudah memutuskan jadi tak bisa. Dong Joo melihat arlojinya sudah tak ada tanda bel berbunyi, ia melihat ke arah pintu.


Woo Ri mendesah di depan pintu, “Ini tak adil!” Ia memukul kepalanya sendiri. “Bodoh bodoh. Ya, Cha Dong Joo. Dia adalah Cha Dong Joo dari Woo Kyung. Harusnya tidak seperti ini!”


Shin Ae tiduran di kursi, rumahnya berantakan dan terdengar bel berbunyi. Shin Ae bangun dan melihat siapa yang datang. Ternyata Presdir Choi, Shin Ae panik. Ia langsung membersihkannya.


Shin Ae menyiapkan makanan untuk Presdir Choi. Ia melihat kalau beberapa hari ini ia tak melihat presdir dan sekarang terlihat sangat berantakan. “Di rumahmu apa kau tak pernah makan?”
Presdir Choi berkata kalau ia baik-baik saja.
Shin Ae : “Apa maksudmu? kalau aku bisa aku akan menyuapimu. Aku kasihan padamu. Begitu banyak bisnis yang harus kau kerjakan. Tapi kau memang hebat!"

Presdir Choi akan tidur lebih dulu, ia meminta Shin Ae menyiapkan pakaian untuk besok karena ia ada pertemuan penting.
Shin Ae mengerti dan meminta Presdir Choi makan dulu sebelum tidur, “Bahkan di rumah pun kau tak bisa istirahat! Kalau aku jadi dia aku pasti sudah tidur di sofa!”


Presdir meminta jangan membicarakan masalah keluarganya, itu membuat kepalanya menjadi sakit.
Shin Ae tahu itu, “Kau pasti memikirkannya. Dong Joo saja sudah cukup. Joon Ha itu siapa? apa dia masih menginap di rumahmu?”
presdir Choi : “Aku tak mau pulang kalau dia masih di rumahku. Aku muak melihatnya!”
shin Ae : “Aku juga tak suka dengan tingkahnya. Begitu mudahnya dia menyentuh Tae Yeon Suk. Dong Joo saja jarang besentuhan dengannya!”


Shin Ae mengira pasti ada sesuatu antara mereka, “Kalau kau sibuk dan aku tak ada kerjaan, apa kau mau aku menyelidiki meraka? Kita pasti akan menemukan sesuatu diantara mereka!”
Presdir meminta Shin Aa tak usah repot-repot dan diam saja. Istrinya sudah mencurigai dirinya dan Shin Ae.
Shin Ae : “Apa yang dicurigainya? Memangnya dia bisa apa dengan hubungan kita? Lagipula Woo Kyung sudah di tanganmu. Bukankah dengan itu kita bisa berbuat apa saja terhadap mereka?”


Joon Ha berada di mobil dekat jalan rumah Woo Ri, ia melihat Woo Ri pulang.
Joon Ha langsung keluar dari mobil. Ia bertanya apa Woo Ri punya waktu. Woo Ri heran apa Joon Ha mencarinya.

Woo Ri menawarkan apa Joon Ha mau ke rumahnya sambil minum teh mereka bisa mengobrol dengan Ayah Woo Ri. Joon Ha bekata itu tak perlu dan bicara di sini saja.


Joon Ha : “Aku sudah melakukan kesalahan terhadapmu!”
Woo Ri tak mengerti.
Joon Ha : “Lukisan bunga ayahmu aku menyuruh orang membelinya!”
Woo Ri : Apa?


Min Soo tanya apa Dong Joo tak apa-apa. Dong Joo diam saja karena dia tak memperhatikan Min Soo bicara.
Min Soo menepuk meja, Dong Joo langsung memandangnya, “Apa kau sudah siap dengan presentasi besok?” tanya Min Soo. Dong Joo menjawab ia sudah siap hanya tinggal merapikannya saja.
Kebetulan ia masih disini, apa Dong Joo ingin ia pulang sekarang. “Bagaimana kalau kita makan di luar? apa kau tahu tempat makan yang enak di sini?”

Dong Joo mengeluarkan kartu kreditnya, Min Soo cemberut. “Akan kubelikan makanan yang paling mahal!” ucap Min Soo mengambil kartu kerdit Dong Joo.


“Apa ini?” Min Soo mengambil kantung kacang. Dong Joo langsung merebutnya, “Jangan sentuh itu!”


Woo Ri masih terdiam atas apa yang disampaikan Joon Ha.
Joon Ha : “Min Soo sangat menginginkannya jadi aku membelinya atas nama pihak lain. Tapi hal itu membuatku selalu memikirkannya. Kau tak perlu mengebalikannya karena aku yang melakukan pelanggaran perjanjian!”
“Di sini tempatnya!” sahut Woo Ri.
Joon Ha : Apa?


Woo Ri : “Tempat kau mengatakan ‘maafkan aku’ menggantikan kakakku. Setelah itu aku merasa lega. Rasanya seperti benar-benar mendapat respon dari Ma Roo. Tapi semuanya menjadi sia-sia karena akhirnya kurasakan itupun hanya suatu kebohongan! Aku bertemu Cha Dong Joo. Aku tak tahu apa hubungan diantara kalian, tapi tolong katakan ini padanya uangnya akan ku kembalikan karena dia sudah membohongiku tapi aku perlu waktu untuk mengumpulkan kambali uang itu. Aku tak mau menerima uang dari Woo Kyung, jadi aku akan mengembalikan uang itu!”

Joon Ha : Bong Woo Ri?
Woo Ri : “Dan kata-kata ini juga satu lagi, kalau kau mengganggu salah satu anggota keluargaku aku akan benar-benar marah. Jadi berhati-hatilah!”
Mata Woo Ri berkaca-kaca mengatakan itu semua dan segera pergi.


Dan eng ing eng di sisi jalan Ny Tae melihat Joon Ha menemui Woo Ri. Ny Tae langsung pergi dengan mobilnya.
“Ibu ibu!” panggil Joon Ha. Woo Ri yang masih belum jauh dari sana menyaksikan itu. Joon Ha langsung masuk mobil dan mengejar ibunya.


Dong Joo duduk menatap kantung kacangnya, ia mengambil dan menggenggamnya erat-erat. Tanpa terasa air matanya menetes.


Ia teringat kantung itu digunakan oleh Mi Sook kecil untuk memanggil ibunya yang tak bisa mendengar.


Dong Joo menggenggamnya sangat erat dan brakkk ia melampar kantung kacang itu ke dinding dan membuat isi kantung itu berhamburan.


Ny Tae sampai di rumah Dong Joo, Joon Ha terus mengejarnya. Ny Tae menekan bel rumah Dong Joo, “Dong Joo. Cha Dong Joo!” panggilnya. “Ibu tahu kau di dalam buka pintunya!”


Dong Joo tak beranjak dari duduknya, ia menahan tangis kekesalan dan kemarahan.

Dong Joo langsung berbaring di ranjangnya. Ia berusaha memejamkan matanya.

Di luar rumah Ny Tae terus memanggil putranya tapi Dong Joo segera mematikan lampunya. Ia tak ingin bertemu siapapun.
Ny Tae berkeliling mencari pintu lain yang bisa di buka, tapi sia-sia pintu tertutup rapat. Joon Ha terus mengikuti ibunya.


“Ibu dengarkan aku!” ucap Joon Ha. “Ini bukan membodohi ibu tapi untuk menyelesaikan masalah!”
Ny Tae terus berteriak memanggil dan mengedor pintu rumah. Tak mempedulikan Joon Ha.

“Ibu maafkan aku. Ibu aku salah dan aku minta maaf!” ucap Joon Ha. Ny Tae tetap tak menghiraukan ucapan maaf Joon Ha dan terus memanggil Dong Joo.
Joon Ha mengeraskan suaranya, “Dong Joo tak bisa mendengarmu. Hentikan bu!”
“Ibu!” teriak Joon Ha menarik ibunya.


“Lepaskan aku. Kau bukan anakku!” Ucap Ny Tae. “Kembalilah ke rumahmu, kau bukan anakku!”


Joon Ha terkejut mendengar ibunya mengatakan itu, ia menyadari kesalahannya. Ia langsung berlutut seperti yang ia lakukan dulu ketika meminta pertolongan pada Ny Tae.
Joon Ha : “Maafkan aku, Bu!”


Ny Tae : “Jangan katakan seperti itu. Kau bukan anakku!”
Mata Joon Ha berkaca, “Ibu. Ibu maafkan aku. Ibu!” Air mata Joon Ha mulai menetes, “Ibu maafkan aku!” Joon Ha terus berlutut dan menangis.

Rumah Dong Joo gelap hanya ada sedikit sinar yang menerangi. Dong Joo sendiri masih berada di kamar memejamkan matanya tapi ia belum tertidur.

Woo Ri mengambil pianika ia ragu akan ia apakan pianika itu.

Dong Jo berjalan di bawah remang-remang sinar di rumahnya. Ia kembali ke tempat di mana ia menghancurkan kantung kacangnya. Ia mulai memunguti isi kantung itu satu persatu.


Woo Ri masuk kamar Nenek dan melihat ayahnya masih tertidur. Nenek meminta Woo Ri jangan berisik karena Young Kyu semalam begadang dan baru saja tidur.


Nenek mendesah, “Betapa memalukannya tak memiliki kemampuan berfikir. Hidup hanya untuk makan, kerja, lalu meninggal!”
Woo Ri meyakinkan kalau ia akan kerja keras, “Jadi bisakah ayah berhenti dari pekerjaannya?”
Nenek tak setuju, kenapa tak kau suruh saja dia mati. Ia tak bisa melakukannya. Dia hidup seperti ini karena dia sangat merindukan ibu Woo Ri.


Tiba-tiba ponsel Young Kyu berdering, dengan segera Woo Ri mengambil ponsel supaya ayahnya tak terganggu.
Woo Ri mengangkat teleponnya di luar kamar. Manajer Taman menelepon. Woo Ri berkata kalau ayahnya bekerja semalaman lalu pulang, “Apa? Apa katamu?”


Woo Ri langsung lari menuju rumah Dong Joo, ia menggedor pintu rumah. “Cha Dong Joo. Buka pintunya, apa yang ayahku lakukan sampai dia dipecat?”
Woo Ri menekan bel, “Apa hakmu memecat ayahku? Cha Dong Joo!” Woo Ri menangis.


Cha Dong Joo, Jang Joon Ha, Kang Min Soo dan kawan-kawan (aku nyebutnya golongan muda) berada di kantor Woo Kyung. Semua melangkah penuh keyakinan.


Rombongan Presdir turun dari eskalator. Sekertaris Kim berkata pada Presdir kalau ruangan meeting sudah siap. Presdir heran kenapa mereka meneruskan rencanaanya padahal ini tak akan berhasil.


Dan bertemulah golongan tua dengan golongan muda. Kedua kubu saling berhadapan. Golongan muda memberi hormat pada golongan tua terutama pada Presdir Choi.
Presdri Choi : “Kenapa kau disini?”
Dong Joo : “Aku akan ikut berpartisipasi sebagai bagain dari Keluarga Tae. Bukankah anda bertanya kapan kami siap? Sekarang kami siap. Ayo kita mulai Ayah...!”


Dong Joo merangkul Presdir Choi menuju ruang meeting.


Episode [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

8 comments:

  1. Ahhhh Dong Joo ~ Joon Ha jangan sedihhhh ntar pemirsanya jadi ikut2an galau nih :'( #hiks

    ReplyDelete
  2. diliat2 dong jo cakep juga, dulu pas di beautiful life, g begitu tanggep sech.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. setauku drama Kim Jae Won Wonderful Life bukan Beautiful Life... yang main sama Eugene kan...??

      jadi pengen nonton hahaha...

      Delete
    2. gw nge fans sm kim jae won gara2 nonton wonderful life.. ^^

      Delete
    3. Oniee: me too wonderfull life suka bget deh cerita nyy n Kim Jae won..
      Pas liat CYHMH jadi tambah suka ({}) hehehee

      Delete
  3. heheheheh iya, unniee, aq salah, yg bener wonderful life, inget Shin Bi,....

    to kim jae won juga maen di my love patzi sama jang nara ya kan

    ReplyDelete
  4. kalimat "Wo Ri sewot tawarannya diacuhkan begitu saja" salah. acuh=peduli.diacuhkan berarti dipedulikan.sedangkan maksud anda "tidak dipedulikan" kan?. Jadi yang bener "tidak diacuhkan". Atau lebih gampang menggunakan kata "tidak digubris".(maaf,bukan maksud menggurui.hanya berbagi ilmu pengetahuan)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sip... thanks.. koreksinya segera diperbaiki....

      Delete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.