Friday 18 May 2012

Sinopsis The Equator Man Episode 16

Jin No-sik menanyakan hukuman apa yang akan Sun-woo berikan padanya. Dengan penuh keyakinan dan kemantapan Sun-woo berkata kalau ia akan mengambil sesuatu yang berharga yang dimiliki Jin No-sik. Jin No-sik tertawa lebar mendengarnya.

Jin No-sik : “Apa yang paling berharga dariku?”
Sun-woo : “Anda akan tahu saat anda kehilangan,”
Jin No-sik : “Kenapa kau melakukan ini padaku?”
Sun-woo : “15 tahun yang lalu anda mencuri hal yang paling berharga dariku.”

Jin No-sik minta Sun-woo berhenti berakting seperti anak kecil dan lebih baik sekarang pulang. Sun-woo tertawa sinis dan bertanya apa hal ini yang Jin No-sik lakukan pada ayahnya 15 tahun yang lalu. Jin No-sik emosi dan kembali meminta Sun-woo pulang. Ia mengatakan kalau ia bukan raksasa pengecut yang jatuh dari batu.
Sun-woo pamit dan segera keluar dari ruangan. Jin No-sik menahan geram, ia mengambil sesuatu dari meja dan membantingnya keras-keras untuk melampiaskan kemarahannya. Sun-woo yang belum terlalu jauh sempat mendengarnya, raut wajahnya dingin tak peduli dengan yang didengarnya.
Lee Young-bae membereskan buah anggur yang berantakan akibat dibanting oleh Jang-il. Sedangkan Jang-il hanya duduk menatap layar televisi melihat rekaman dirinya ketika diwawancarai.

Ada satu buah anggur yang berada didekat kakinya. Jang-il jijik dan menyingkirkan si anggur menggunakan kakinya.

Young-bae penasaran apa Sun-woo meninggalkan surat di kotak buah. Jang-il berkata tidak dan meminta ayahnya tenang saja.
Jang-il terus mengulang rekaman wawancaranya dan bergumam kalau ia bisa mendapatkan penghargaan, penghargaan jaksa terbaik. Ia yakin ia pasti mendapatkan itu.

Jang-il kembali mengatakan kalau ayahnya tak usah khawatir. Ayahnya sudah melakukan dengan baik ketika di ruangan interogasi dan tak ada yang mencurigakan. Dan juga batas petisi itu akan segera berakhir. “Kita hanya perlu bertahan beberapa hari, tak ada yang bisa dituntut.”

Meskipun Jang-il berkata demikian Young-bae tetap saja cemas. Ia berharap waktu segera berlalu. Jang-il berkata kalau ayahnya tak ada pilihan, “Kim Sun-woo, kalau dia terus bertingkah seperti orang gila aku tak akan membiarkannya lagi. Dia pikir dia siapa,”
Sun-woo memarkir mobil di depan kantor sekaligus mungkin rumahnya. Ia menerima panggilan telepon dari Jang-il.

Jang-il langsung menanyakan surat aneh apa yang Sun-woo taruh di dalam kotak buah anggur. Sun-woo menjawab kalau itu surat yang yang dikirim seseorang 13 tahun yang lalu. Jang-il tanya dari siapa. Sun-woo menjawab kalau orang itu yang melihat ayah Jang-il dan ayahnya. Jang-il kembali bertanya siapa yang mengirim surat itu.

Sun-woo : “Kau akan segera mengetahuinya, dia bilang dia akan mengakuinya.”

Jang-il heran kenapa Sun-woo menunjukan surat yang dikirimkan 13 tahun lalu itu padanya. Sun-woo berkata kalau waktu itu ia tak bisa membacanya dan itu merupakan keberuntungan bagi Jang-il.

Jang-il tak mengerti apa maksud Sun-woo dengan ia beruntung. Sun-woo mengatakan kalau saja ia membaca surat itu lebih dulu Jang-il tak akan bisa seperti sekarang ini. “Penyelidikan pajak perusahaanku, itu perbuatanmu kan?” Ia sudah membereskan masalah pajaknya dan minta maaf kalau itu tak sesuai dengan harapan Jang-il. Sun-woo langsung menutup teleponnya.
Sun-woo masuk ke ruangan dan mendapati Ji-won duduk disana menunggu. Ia langsung menyandarkan kepalanya ke tempat duduk tepat di sebelah Ji-won. Jelas sekali ia tampak kelelahan. Ji-won menawarkan apa Sun-woo mau teh.
Keduanya duduk di serambi. Mata keduanya terpejam. Ji-won menyandarkan kepalanya ke bahu Sun-woo sambil meraba buku yang bertuliskan huruf braile. Ia mengulang kalimat yang dibacakan Sun-woo.

Ji-won memandang Sun-woo yang matanya tetap terpajam, ia meraih tangan Sun-woo dan meletakan ke buku agar Sun-woo membacakan apa isi halaman selanjutnya. Tangan Sun-woo meraba buku tapi matanya tetap terpejam, “Masa lalu yang sudah kau tinggalkan dan masa depan yang akan kau jalani akan bersamaku.”
“Sun woo-ssi,” panggil Ji-won. Sun-woo menoleh. Ji-won kembali meraih tangan Sun-woo dan meletakan di dadanya... aish
“Bacalah!” juga pinta Ji-won.
Sun-woo tersenyum kemudian memejamkan mata berusaha membaca isi hati Ji-won, “Aku tak tahu,” ucap Sun-woo.
Ji-won meminta Sun-woo lebih ceria lagi karena ia berada di sisi Sun-woo. Kalau Sun-woo memerlukan bantuannya ia akan menemui Soo-mi dan Jang-il bahkan ia bisa menemui Jin No-sik juga. Tapi Sun-woo tak mau Ji-won ikut terlibat. Ji-won berkata kalau ia adalah orang yang memecahkan kaca mobil Jin No-sik. Apa Sun-woo pikir ia tak bisa melakukannya. Sun-woo tak mau Ji-won mencemaskannya.

Ji-won menanyakan kenapa Sun-woo tak menulis semuanya digugatan. Kenapa Sun-woo bilang tidak ingat apa yang terjadi pada kecelakaan itu. Sun-woo beralasan kalau ia ingin mendengar langsung dari Jang-il.

Ji-won melingkarkan lengannya ke lengan Sun-woo dan kembali menyandarkan kepalanya ke bahu Sun-woo.
Esoknya Sun-woo menerima telepon dari Joon-ho. Joon-ho ingin bertemu dengannya. Ia siap dan akan segera menemui Joon-ho. Geum-jool ada di kantor Sun-woo, ia tanya apa tidak ada pemeriksaan lain. Sun-woo berkata kalau ini bukan pemeriksaan.

Sun-woo menanyakan apa Geum-jool melihatnya. Geum-jool menjawab ya, ia sudah mengikutinya. Ia merasa kalau dia juga memperhatikan, dia tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan. Ia merasa kalau dia juga tengah bermain dengan waktu.

Sun-woo berkata kalau dia akan melakukannya, dia membayar banyak uang untuk tambang kosong. Geum-jool mengerti ia akan terus mengawasinya (yang dimaksud dia itu apa Jin No-sik)

Sun-woo mengingatkan agar Geum-jool sering mengunjungi Soo-mi sampai batas waktu gugatannya berakhir. Geum-jool heran kenapa harus Soo-mi, apa yang harus ia lakukan disana. Sun-woo berkata kalau Geum-jool hanya perlu mengunjunginya saja, belikan dia wine dan kue, perhatikan dia bicara di telepon. Dengan siapa dan siapa yang dia temui. Geum-jool dengan senang hati menjalankan tugas dari Sun-woo.

Sun-woo menanyakan apa Geum-jool tahu acara TV ‘TV Law Firm’. Geum-jool mengetahui acara itu. Itu adalah acara siaran langsung antar jaksa dan pengacara. Sun-woo minta Geum-jool pergi ke studio itu dan coba masukan Jang-il ke acara itu. Ia akan mendekati dengan cara lain.
Sun-woo menemui jaksa Shin Joon-ho. Joon-ho memberi tahu kalau Choi Soo-mi sudah memberikan kesaksiannya. Dia bilang waktu itu dia melihat Kim Kyung-pil di pasar sebelum kematiannya. Dia bilang Kim Kyung-pil membeli tali dengan wajah depresi.

“Apa Soo-mi bilang begitu?” Sun-woo tak percaya.
“Apa kau pernah mendengar Soo-mi mengatakan itu?” Joon-ho bertanya balik.
“Tidak penah, dia tidak mengatakan itu padaku.”
“Dia bilang saat dia tanya padanya apa ayahmu sakit Kim Kyung-pil menjawab ‘apa gunanya hidup seperti ini?’ Sehari sebelum dia ditemukan. Jadi aku mengirim orang kesana, tapi saat itu toko tutup. Putra pemilik toko dirawat di rumah sakit, pemilik toko tak berada di toko selama seminggu. Aku memeriksa catatan rumah sakit dan ternyata benar.”
Sun-woo berfikir kenapa Soo-mi mengatakan itu. Kenapa Soo-mi mengatakan hal yang tak benar. Ia teringat ucapan Kwang-chun, kalau Soo-mi masih menyukai Jang-il.

Joon-ho merasa kalau Soo-mi sudah salah melihat tanggal. Ia pun bertanya apa Sun-woo tak menemukan keanehan apapun tentang ayah Sun-woo ketika itu. Sun-woo berkata kalau Soo-mi itu orang jeli dengan ingatan yang luar biasa. Soo-mi tak akan membuat kesalahan. Kalau ini memang benar tak ada alasan Soo-mi untuk tidak akan memberitahunya.

Joon-ho akan memeriksa tanggal kompetisi seni yang diikuti Soo-mi 15 tahun lalu. Ia akan pergi tapi Sun-woo memanggilnya dan bertanya apa Joon-ho dekat dengan Lee Jang-il. Keduanya terlibat percakapan yang cukup serius. Entah apa yang keduanya bicarakan. (penasaran apa yang keduanya bicarakan)
Soo-mi berkunjung ke kantor Sun-woo. Ia melihat foto Han Ji-won dan berkata kalau foto itu lebih baik berada di atas meja dan asal Sun-woo tahu kalau dirinya lah yang mengeluarkan foto itu dari laci.
Setelah mendengar apa yang disampaikan jaksa Shin Joon-ho tadi Sun-woo langsung menanyakannya pada Soo-mi. Apa Soo-mi melihat ayahnya membeli tali di toko, kenapa Soo-mi tak mengatakan itu padanya. Soo-mi minta maaf ia menyesal tak mengatakan itu pada Sun-woo.
Sun-woo tanya apa Soo-mi pada saat itu tak ke pulau Jeju, bukankah disana ada kompetisi seni. Soo-mi berkata kalau ia ke pulau Jeju seminggu setelahnya. Sun-woo menatap Soo-mi dengan pandangan curiga. Soo-mi tanya kenapa Sun-woo menatapnya seperti itu.

Sun-woo : “Aku pikir kau punya ingatan yang bagus, aku memeriksa tanggal kompetisi seni. Kau menang medali emas,”
Soo-mi kembali berkata kalau ia melihat ayah Sun-woo di toko.
Sun-woo kembali menatap tajam sahabatnya ini, “Aku tahu. Kenapa kau melakukannya?”
“Apa?” tanya Soo-mi dengan tatapan pura-pura tak mengerti.
“Bukankah kita teman? Jang-il juga teman. Kau dan Jang-il adalah teman yang paling aku sayangi,” sahut Sun-woo.
Mata Soo-mi mulai berkaca-kaca dan berkata kalau ia juga masih menganggap Sun-woo sebagai temannya. Sun-woo berterima kasih dan berpesan kalau kejaksaan memanggil Soo-mi lagi, ingatlah dan katakan semuanya. Soo-mi mengerti ia akan melakukannya.

Soo-mi pulang ke studio disana ayahnya tengah menyetrika. Ia mengatakan kalau ia akan ke Hongkong karena ada urusan pekerjaan. Soo-mi heran kenapa ayahnya menyetrika, apa ayahnya akan pergi dan bertanya kemana ayahnya akan pergi.
“Takdir tak direncanakan. Ini tentang keberuntungan,” Kwang-chun mendesah ia tak tahu kenapa ia kebetulan ada di tempat kejadian.
Soo-mi tak mengerti apa yang dikatakan ayahnya. Kwang-chun mengaku kalau ia sudah mengatakan semuanya pada Sun-woo dan berkata kalau ia akan mengakui semuanya ke kejaksaan besok. Soo-mi jelas terkejut mendengar ayahnya sudah mengatakan semuanya pada Sun-woo.
Kwang-chun : “Selama ayah Lee Jang-il pembunuh dan aku bisa membuktikannya. Kau tak akan bisa bersamanya. Aku akan mengatakan pada mereka.”

Soo-mi berkata ayahnya sudah gila, tapi Kwang-chun balik membalas ucapan putrinya dengan mengatakan kalau yang sudah gila itu Soo-mi. Ia tetap akan mengatakan semuanya pada jaksa besok.

“Jangan lakukan!” pinta Soo-mi hampir menangis karena ia sudah mengatakan pada mereka kalau ia melihat Kim Kyung-pil membeli tali. Kwang-chun mendelik marah dan berkata putrinya sudah gila dengan mengatakan kebohongan itu.

Soo-mi memohon ayahnya jangan melakukan itu. Ia berjanji akan menyerah untuk tak mengejar Jang-il, tapi ayahnya tak boleh melakukan itu. Kwang-chun marah apa Soo-mi pikir ia akan percaya. Soo-mi berteriak sambil meremas dan membanting baju yang di setrika ayahnya. Ia kembali berkata kalau ia berjanji akan menyerah untuk mendapatkan Jang-il.
Soo-mi berlutut, “Ayah aku mohon padamu jangan lakukan. Aku akan menyerah, sungguh.”
Kwang-chun tak menyangka putrinya seperti ini. Dari mana Soo-mi memiliki sisi jahat seperti ini. Bukankah ia sudah bilang kalau ia sudah mengatakan semuanya pada Sun-woo.

Soo-mi meminta ayahnya berfikir lagi selama beberapa hari. Ia akan mengajak ayahnya liburan untuk memikirkan semuanya. Kalau itu tak berhasil, ayahnya boleh mengatakan itu semua pada mereka. Soo-mi memohon sambil menangis. (kalau beberapa hari lagi kasusnya sudah ditutup... arghhh bikin greget)
Joon-ho menyampaikan pada Jang-il kalau ia memanggil kembali Choi Soo-mi dan Choi Kwang-chun karena ada banyak perbedaan dengan apa yang dikatakan Soo-mi. Jang-il ingin tahu apa saja perbedaannya.

Staf Jang-il mengatakan kalau sudah dipastikan Soo-mi itu mengikuti kompetisi seni di Jeju bahkan mendapatkan medali emas. Staf yang lain bertanya-tanya kira-kira itu sebuah kesalahan (lupa waktu) atau Soo-mi sengaja berbohong. Jang-il berkata kalau itu sudah 15 tahun yang lalu, bukankah lebih aneh kalau dia ingat dengan tanggalnya. Joon-ho penasaran kalau memang Soo-mi berbohong apa alasananya. Jang-il diam saja.
Kwang-chun akhirnya mengikuti apa yang disarankan Soo-mi, liburan. Tapi sepertinya ia enggan untuk pergi. Soo-mi meminta ayahnya cepat supaya tak ketinggalan pesawat.
Para jaksa menunggu Kwang-chun dan Soo-mi dengan kecemasan mereka. Jang-il terus menatap jam dengan sikap seolah tak peduli, tapi ia mungkin berharap mereka berdua tak datang. Joon-ho berulang kali memeriksa jam tangannya. Ia heran kenapa mereka belum juga datang. Staf wanita berkata kalau ponsel mereka juga tak aktif.
Han Ji-won juga berusaha menghubungi Soo-mi, tapi mailbox. Koon juga tak bisa menghubungi Kwang-chun. Ia menebak apa keduanya sudah sampai ke kantor kejaksaan dan mematikan ponsel mereka. Ji-won menyampaikan kalau ia sudah menelepon kantor kejaksaan dan mereka berdua belum datang.

Sun-woo bersikap tenang karena ia sudah menduga ini akan terjadi. Mereka tak akan datang sampai kasusnya berakhir. Ji-won akan menemui Soo-mi di studio.
Ternyata yang sibuk menghubungi Soo-mi bukan hanya dari kejaksaan dan Sun-woo. Tapi Park Yoon-joo juga menahan kesal karena tak bisa bisa menghubungi Soo-mi. Ia benar-benar kesal karena Soo-mi selalu saja melakukan apa yang Soo-mi suka. Ibunya menebak mungkin Soo-mi tengah bersama pacarnya.
“Dia tak punya pacar karena kepribadiannya,” ucap Yoon-joo. Ibunya menyahut kalau itu juga seperti putrinya tak punya pacar karena kepribadian Yoon-joo. Yoon-joo tambah kesal mendengarnya.

Ma Hee-jung berkata kalau Soo-mi itu anak yang kesepian jadi Yoon-joo harus menyenangkan Soo-mi dan mengambil keuntungan darinya. Saking kesalnya Yoon-joo sampai ingin menjambak rambut Soo-mi.
Ma Hee-jung meminta Yoon-joo membuatkan janji bertemu dengan Sun-woo. Yoon-joo yang sudah kesal berkata kalau ia akan menjambak rambut Soo-mi terlebih dahulu baru kemudian membuatkan janji untuk ibunya.
Han Ji-won ditemani Geum-jool sampai di studio Soo-mi. Tapi disana sepi dan pagarnya terkunci. Ji-won akan melompati pagar, ia minta Geum-jool menutup mata karena dirinya memakai rok. Hehe.
Geum-jool melarang ia tak menyangka kalau Ji-won itu lebih tangguh dari yang terlihat olehnya. Yang Ji-won lakukan itu bisa disebut masuk rumah tanpa ijin.

Ji-won mengambil batu dan melemparkannya ke arah bel. Geum-jool tak mengerti apa yang dilakukan Ji-won. Ji-won mengatakan kalau ia menekan bel, kemudian petugas keamanan akan datang dan kalau mereka masuk bersamaan itu tak dianggap masuk ke rumah tanpa ijin. Geum-jool hanya bengong melihat apa yang dilakukan Ji-won.

Ada mobil yang datang, Geum-jool mengira itu Soo-mi tapi yang datang Park Yoon-joo.
Yoon-joo lupa-lupa ingat dengan wajah Ji-won dan Geum-jool. Geum-jool mengatakan kalau ia teman Sun-woo yang mengantarkan bunga ke studio untuk Soo-mi. Sedangkan Ji-won memberi tahu kalau keduanya bertemu di pesta pendirian Loyal Tree.

Park Yoon-joo tentu saja memiliki kunci duplikatnya dan dengan mudah masuk ke dalam studio. Ia berteriak-teriak memanggil Soo-mi tapi percuma saja karena Soo-mi tak ada di tempat. Ia kesal karena ia harus harus mengubah konsep pamerannya, ditambah lagi Soo-mi tak ada. Geum-jool mengira kalau Soo-mi pasti pusing karena banyak berfikir.

Yoon-joo tanya apa David Kim belakang ini sibuk, karena ada hal yang harus ia tanyakan. Geum-jool berkata kalau Sun-woo akan berada di kantornya untuk hari ini dan menyarankan lebih baik Yoon-joo meneleponnya dulu.

Yoon-joo menebak pasti Geum-jool tahu dimana keberadaan Soo-mi. Geum-jool jelas menyangkalnya karena memang ia tak mengetahui dimana Soo-mi. Apa menurut penglihatan Yoon-joo ia dekat dengan Soo-mi.
Han Ji-won melihat-lihat koleksi lukisan Soo-mi. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia melihat ada sesuatu ditutupi oleh kain putih. Ji-won penasaran dan membukanya.

Oh oh itu lukisan-lukisan pemukulan Jang-il. Ji-won mengamatinya satu-satu. Ia sepertinya sedikit terkejut. Yoon-joo ingin tahu apa yang dilihat Ji-won. Ia juga ikut melihat lukisan-lukisan itu, ia bergumam kalau ia tak pernah melihat lukisan-lukisan itu sebelumnya. “Ini lukisan berseri,” seru Yoon-joo.
Ji-won mengirim video lukisan-lukisan Soo-mi pasa Sun-woo. Sulit rasanya memprediksi apa yang dipikirkan Sun-woo melihat lukisan itu. Ia terlihat biasa tapi jelas ia memikirkan sesuatu. Terkejutkah ia melihat lukisan itu. Tidak. Karena sebelumnya ia sudah melihat salah satu lukisan Soo-mi.
Tapi yang menunjukkan sikap kekesalan malah Koon dan berkata kalau Soo-mi itu wanita jalang.
Sun-woo berkata sepertinya Soo-mi melihat kejadian 15 tahun yang lalu. Koon makin kesal apa alasan Soo-mi merahasiakan ini. Sun-woo menduga kalau Soo-mi pasti mengkhawatirkan Jang-il.

Koon heran bukankah Soo-mi itu teman Sun-woo. Sun-woo berkata kalau Soo-mi menyukai Jang-il. Koon tak habis pikir kenapa ada wanita seperti ini. Ia menilai Soo-mi wanita yang menakutkan dan itu sebabnya ia tak menikah. Tapi Sun-woo berpendapat lain, “Bukankah Soo-mi wanita yang luar biasa.”
Koon ingin tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Sun-woo berkata kalau ia harus bicara dengan Soo-mi.
Jin No-sik menemui rekan kerjanya. Sekertaris Cha berada di luar mobil mengawasi. Ia merekam semuanya menggunakan ponsel pribadinya.

Di dalam mobil Jin No-sik memohon bantuan agar mensahkan pertambangan global menjadi pertambangan yang luar biasa. Kalau rekan kerjanya bisa membantu perusahaan ini akan menjadi perusahaan kelas dunia.
Sekertaris Cha mengambil kotak dari bagasi mobil dan memindahkannya ke bagasi mobil sebelah. Ia membuka kotaknya, ternyata itu berisi uang. Ia memotretnya. Jin No-sik tersenyum (penyuapan kah ini, apa ia akan menggunakan bukti foto dan videonya untuk mengancam)
Ma Hee-jung dan Park Yoon-joo menemui Sun-woo di kantor. Ma Hee-jung memiliki firasat kalau kerjasama yang ia akan tawarkan akan menghasilkan banyak uang dan ia merasa kalau pengetahuannya akan menjadi sia-sia kalau hanya berada di galeri saja.

Yoon-joo menyampaikan kalau ibunya ingin mengimpor keramik untuk dijual di dalam negeri. Sun-woo menyarankan agar Yoon-joo dan Ma Hee-jung berinvestasi di perusahaan impor saja. Tapi Yoon-joo merasa dari pada bergabung dengan perusahaan impor di luar sana bukankah lebih baik mereka memulai bersama Sun-woo.

Ma Hee-jung juga setuju pendapat putrinya dan bertanya berapa kira-kira investasi Sun-woo. Sun-woo belum bisa menentukan itu tergantung merk dan populatitas keramiknya mungkin sekitar 5-7 milyar. Ma Hee-jung jelas senang, tapi ia menyembunyikan rasa senangnya dan berkata kalau nilainya ternyata lebih tinggi dari yang ia bayangkan.

Sun-woo bersedia berinvestasi tapi dengan syarat harus ada jaminan. Ia meminta jaminannya adalah perusahaan Bu Kyung (perusahaannya ayahnya Ji-won---wohoho Sun-woo pintar) Ma Hee-jung setuju.
Tapi ada syarat lagi yang akan diajukan Sun-woo. Lukisan-lukisan Soo-mi yang berseri (pemukulan) itu harus dipamerkan dan perusahaannya (Loyal tree) akan ikut berinvestasi untuk membantu pamerannya.

Ma Hee-jung tak masalah tapi ia tak bisa menghubungi Soo-mi. Yoon-joo juga takut nanti Soo-mi akan menuntut karena karyanya dipamerkan tanpa persetujuan. Sun-woo akan bertanggung jawab akan semua itu. Ma Hee-jung ingin tahu apa alasan Sun-woo ingin memamerkan lukisan ini.
“Pria yang ada dilukisan ini adalah aku.” Ucap Sun-woo.
Yoon-joo penasaran ia mengamti lukisan-lukisan itu.
“Dan itu terlihat seperti Lee Jang-il,” sahut Ma Hee-jung. “Dia melukis teman-temannya sebagai model. Apa kau berpose dipantai untuknya?”
Sun-woo tersenyum membenarkan. Ia berpesan sebelum pameran Ma Hee-jung harus mengirimkan brosurnya.
Jang-il mendapat undangan untuk tambil di acara TV. Kepala kejaksaan mengatakan kalau Presdir perusahaan TV itu teman lamanya dan acara TV itu merupakan acara yang bagus. Tapi Jang-il ingin menyelesaikan kasusnya terlebih dahulu.

Kepala kejaksaan tanya bagaimana perkembangan kasusnya. Jang-il menjawab kalau ia sulit meyakinkan bahwa itu kasus pembunuhan dan batas akhir tuntutannya akan segera berakhir. Kepala kejaksaan berkata kalau ada beberapa kasus yang bisa berubah sebelum batas waktunya berakhir. Ia minta Jang-il melakukan yang terbaik sampai akhir.
Joon-ho mengajak Jang-il meminta surat perintah untuk Jin No-sik tapi Jang-il sepertinya enggan melakukan itu. Ia tampak kesal dengan keseriusan Joon-ho menyelesaikan kasus ini.

Jang-il berada di atap gedung kejaksaan. Ia menghubungi hakim Kim. Ia mengatakan kalau ia satu tim dengan Joon-ho dan sebentar lagi Joon-ho akan meminta surat perintah. Jang-il minta hakim Kim bisa mengurusnya.
“Satu setengah hari. 36 jam.” Batin Jang-il. (batas akhir kasus gugatannya satu setengah hari lagi)
Sun-woo makan malam berdua dengan Ji-won tapi Ji-won tampak enggan pikirannya gusar. Sun-woo berterima kasih karena Ji-won menemukan lukisan itu. Ji-won berharap kalau itu bukan Jang-il. (tapi memang kenyataannya demikian)

Sun-woo berkata bahkan ia lebih terkejut dengan Soo-mi. Ji-won ingin bicara dengan Jang-il lebih dulu. Sun-woo tanya membicarakan apa. Ji-won ingin Sun-woo dan Jang-il tak saling membunuh. Sun-woo diam.
Ji-won menunjukan sebuah foto, foto perusahaan Bu Kyung.
Ji-won : “Aku melihat ayahku jatuh saat kehilangan Bu kyung. Aku pikir aku kehilangan semuanya. aku berfikir untuk membakar tempat Jin No-sik. Aku sudah memikirkan segalanya. Tapi kalau aku melakukannya itu akan menghancurkan kehidupanku dan adik-adikku. Aku juga membayangkan hidupku berada dalam kehancuran terbesar.”

Sun-woo mengerti maksud Ji-won. Ji-won tak ingin ia melanjutkan misi balas dendamnya. Ji-won takut kalau nantinya Sun-woo akan tersakiti. Kenapa Sun-woo tak menunjukan lukisan itu pada Jang-il dan membuatnya minta maaf. Sun-woo merasa kalau Jang-il sudah melihat lukisannya. Ia minta maaf tak bisa mengikuti saran Ji-won. Ia akan mengurus semuanya.
Lee Young-bae membersihkan kamar putranya. Ia teringat dengan selembar kertas yang ditemukan Jang-il di kotak buah. Ia pun penasaran dan mencari di sela-sela buku, ia menemukannya. Tubuhnya gemetaan ketika membaca surat itu, ia pun terduduk lemas.
Ma Hee-jung berusaha membuka laci meja kerja suaminya. Ia penasaran kenapa suaminya mengunci laci itu, ada rahasia apa di dalamnya. Tujuan utamanya jelas mencari foto wanita yang dicintai suaminya.
Ma Hee-jung menemukan sebuah amplop. Ia membuka dan membacanya, sebuah surat ancaman tanpa nama pengirim yang kita tahu kalau pengirimnya itu Choi Kwang-chun. Ma Hee-jung masih tak mengerti maksud dari surat itu.

Terdengar suara Jin No-sik memanggil Yoon-joo dan mencari dirinya. Ma Hee-jung segera meletakan surat itu kembali dan mengunci lacinya. Tapi untunglah Jin No-sik tak masuk ke ruang kerja.

Ma Hee-jung keluar dari ruang kerja suaminya dan berkata suaminya selalu pulang terlambat. Jin No-sik heran kenapa istrinya berada di ruang kerjanya. Ma Hee-jung beralasan kalau ia mencari buku untuk dibaca. Jin No-sik tak curiga sedikitpun.
Sun-woo melakukan wawancara di radio. Yang dibahas adalah masalah bisnis tambang. Karena industri tambang semakin banyak peminatnya.
Jin No-sik berada di ruang kerjanya membanting koran-koran yang beritanya tak menyenangkan bagi dirinya. Sekertaris Cha berkata kalau Sun-woo itu menakutkan. Jin No-sik menyuruh sekertaris Cha untuk mendapatkan transaksi dokumen rahasia dan menutup mulup semua orang yang terlibat dalam manipulasi saham.
Di Hongkong, Choi Kwang-chun dan Soo-mi berada di bar. Kwang-chun mendengar batas waktu gugatan itu akan habis. Soo-mi minta ayahnya tak perlu cemas dan berkata masih ada waktu.
Kwang-chun khawatir Sun-woo pasti bingung mencarinya dan Sun-woo sudah mempercayainya. Soo-mi mengatakan kalau itu kesalahan Sun-woo sudah percaya pada ayahnya.
Di tempat berbeda, Sun-woo dan Jang-il keduanya sama-sama melihat jam. Dan ketika waktu menunjukan pukul 12 malam gugatan yang Sun-woo ajukan dicap ‘EXPIRED’ Berakhir sudah....

Jin No-sik minum-minum dengan rekan kerjanya dan tertawa lebar.
Jang-il menemui Sun-woo, keduanya minum. Jang-il minta maaf karena gugatan Sun-woo sudah expired dan pasti itu bukan keinginan Sun-woo. Sun-woo tak mempermasalahkannya.
Han Ji-won diruangannya tak sengaja ia pun mendengarkan apa yang keduanya bicarakan.

Sun-woo tahu batas waktu gugatannya sudah habis. Saat ini perasaannya memang tak karuan. Ia cemas dan berharap ini segera berlalu. “Kau jaksa yang berbakat, Jin No-sik akan menyewa pengacara yang terbaik. Bahkan kalau dia bersalah, dia tidak akan mendapatkan hukuman yang aku inginkan.”
Jang-il berkata kalau Jin No-sik dan ayahnya tak ada alasan untuk membunuh ayah Sun-woo.
Sun-woo : “Itulah kenapa aku ingin tahu, kenapa mereka membunuhnya kalau tak ada alasan.”

Jang-il minta Sun-woo berhenti menuduh.
Sun-woo : “Tapi kenapa kau melakukannya? Aku menulis digugatan kalau aku tak mengingat apapun, tapi aku ingat semuanya. kau memukulku dari belakang. Kepala belakangku terasa panas. Aku merasa sakit dan mual. Aku memandangmu tak percaya, lalu kau memukulku sekali lagi. Lalu kegelapan datang seperti lampu yang padam. Aku merasakan dinginnya air. Kau mendorongku ke laut.”

Jang-il sedikit tegang tapi ia berusaha bersikap tenang.
Sun-woo : “Aku tak mengatakan kalau kau putra dari Lee Young-bae atau aku dipukul olehmu. Kalau aku menuntutmu untuk percobaan pembunuhan, aku harus melakukannya. Kenapa aku pura-pura tak ingat? Itu karena aku ingin mendengar alasannya darimu.”
“Kau mau mendengar apa dariku?” tanya Jang-il tanpa rasa bersalah.
Sun-woo ingin Jang-il minta maaf padanya.
Jang-il sedikit tertawa, maaf?
Sun-woo : “Aku hidup kembali dan menghasilkan banyak uang. Kalau aku memafkanmu, hidupku cukup baik untuk dinikmati. Minta maaflah padaku. Ceritakan tentang dirimu, bagaimana kau hidup? apa yang kau pikirkan.”
Jang-il : “Apa kau menginterogasiku? Kau pikir kau siapa?”
Sun-woo : “Aku masih bermimpi buruk. Seseorang memukulku dari belakang dan aku tak bisa melihat. Kadang-kadang aku tak bisa melihat,”
Jang-il : “Berarti kau sudah gila.”
Sun-woo : “Apa kau benar ingin mencoba membunuhku?”

Jang-il tak menjawab dan berkata kalau ia sudah lelah dan ingin istirahat. Jang-il bangkit dari kursinya bersiap keluar. Tapi langkahnya terhenti mendengar Sun-woo menelepon seseorang.
Ternyata Sun-woo menelepon jaksa Shin Joon-ho. Jang-il penasaran apa yang dibicarakan Sun-woo dan Joon-ho. Ji-won tepat berada di belakang Jang-il, tapi Jang-il tak menyadarinya. Ji-won jelas tak ingin ada pertarungan diantara keduanya.
Ma Hee-jung dan Yoon-joo tengah membicarakan bisnis keramik yang akan mereka jalankan. Yoon-joo sedikit prihatin dengan bisnis tambang ayah tirinya tapi ibunya tak peduli dan meminta putrinya jangan khawatir karena Jin No-sik menganggap mereka teman sekamar bukan keluarga.

Yoon-joo berkata bukankah ibunya yang mencintai Jin No-sik lebih dulu. Ma Hee-jung menambahkan bahkan kalau ia mencintai suaminya tapi ada lubang besar dihati suaminya (Eun Hye)
Jang-il didaulat sebagai bintang iklan pemilu yang mengajak masyarakat Korea untuk ikut berperan aktif.

Ma Hee-jung dan Yoon-joo membawa brosur lukisan yang akan dipamerkan nanti. Ji-won berada di ruangannya sedikit cemas dengan apa yang dilakukan Sun-woo terhadap lukisan-lukisan itu. Ia pun menemui Moon Tae-joo.
Ji-won ingin Moon Tae-joo menghentikan apa yang dilakukan Sun-woo sekarang. Ia cemas Sun-woo akan terluka. Tapi Moon Tae-joo tak bisa melakukan apa-apa karena Sun-woo tak akan mendengarkan apapun. “Dia pria yang pintar, dia akan segera menyadari dan menghentikannya.”
Ji-won cemas bagaimana kalau Sun-woo terlambat menyadarinya. Moon Tae-joo tak tahu harus berkata apa, ia juga khawatir.

Jang-il sedang di make up untuk acara TV show. Ji-won datang menemuinya. Jang-il tentu saja senang. Jang-il ingin tahu kenapa Ji-won datang ke tampat ini. Ji-won berkata kalau ia diundang datang. Jang-il merasa gugup kalau Ji-won menonton langsung.
Ji-won langsung mengatakan maksud ia menemui Jang-il. Ia ingin Jang-il bicara dengan Sun-woo, “Kalau kau harus minta maaf, minta maaflah dan selesaikan.”
Jang-il tentu saja tak suka, apa Ji-won mendengarnya dari Sun-woo. Ji-won tak menjawab dan berkata kalau sekarang adalah kesempatan terakhir Jang-il untuk mencegah semuanya agar tak semakin buruk.

Jang-il tanya untuk siapa Ji-won melakukan ini. Ji-won berkata kalau ini untuk kebaikan mereka berdua, Jang-il dan Sun-woo. Tapi menurut Jang-il, Ji-won melakukan ini bukan untuk mereka berdua tapi hanya untuk Sun-woo. Jang-il berpesan agar Ji-won mengatakan pada Sun-woo, berhenti bertindak seolah-olah dia satu-satunya korban.
Soo-mi dan ayahnya kembali dari Hongkong. Ia pun duduk untuk melepas lelah dan terkejut ketika pandangan matanya tertuju pada kain putih yang tadinya ia gunakan untuk menutupi lukisan. Ia kehilangan lukisan-lukisannya. Ia berteriak marah dan berkata pada ayahnya kalau lukisannya hilang.
Koon membagi-bagikan minuman ke staf programer acara televisi (sogok hehe) ia mengatakan pada salah satu dari mereka kalau ia memiliki permintaan. Staf itu mengerti dan meminta Koon mengatakannya.

Acara TV Show pun dimulai.
Jang-il memaparkan tentang hukum pencemaran nama baik (uraian Jang-il ga aku ceritain ya hehe)
Sun-woo ternyata datang ke studio TV.
beberapa waktu sebelumnya, Geum-jool meminta pada staf acara agar Jang-il bisa ikut berpartisipasi dalam acara itu dan berjanji kalau ratingnya bagus keuntungannya akan disumbangkan sebanyak 5%. Karena berdasarkan blog yang ia teliti masyarakat menginginkan Jang-il muncul di acara itu.
Hoho ternyata begitu.

Sesi berikutnya adalah menjawab telepon dari pemirsa di rumah.
Jang-il mengenali suara si penelepon. Kim Sun-woo. Ia menahan geram.
Ji-won khawatir. Koon tersenyum puas.
Ternyata tadi Koon meminta ke Programer agar presdirnya diberi kesempatan bertanya tentang hukum dan penelepon pertama ia minta adalah presdirnya.

MC acara mempersilakan Sun-woo bicara. Jang-il jelas tegang dan cemas.
Sun-woo : “Aku hampir mati karena seseorang memukulku dari belakang dengan kayu. Temanku mengikuti dari belakang dan memukulku dengan kayu. Lalu dia mendorongku dari tebing. Entah bagaimana aku selamat, apa ini percobaan pembunuhan atau hanya penyerangan??

Ternyata Jin No-sik menontong tayangan acara ini.
Jang-il menjawabnya sambil berusaha terus tersenyum, “Ternyata kau memiliki masalah. Apa sekarang kau baik-baik saja? Hal yang terpenting adalah apakah si pelaku berfikir pada saat penyerangan itu.”
Sun-woo : “Aku rasa itu disengaja.”
Jang-il : “Aku yakin ini percobaan pembunuhan. Setelah perubahan hukum pidana tahun 2007 semua kejahatan ditangani setelah 25 tahun pembatasan undang-undang.” (batas waktu gugatannya kira-kira jangan melampaui 25 tahun)
Sun-woo : “Sayangnya itu terjadi sebelum tahun 2007,”

Jang-il minta maaf untuk kalau sebelum tahun 2007 batas gugatannya adalah 15 tahun. Sun-woo berkata kalau sekarang adalah tahun ke 15. Jang-il bertanya apa punya bukti dan saksi. Sun-woo menjawab punya dan apa ia bisa memulai gugatannya. Jang-il berusaha tersenyum dan menjawab ya.
Sun-woo : “Bagaimana kalau teman yang memukulku itu bekerja di kejaksaan? Apa yang akan terjadi?”
Jang-il diam, jelas ia tak suka dengan ini. Sun-woo bertanya bukankah hukum itu adil. Jang-il menjawab ya hukum berlaku untuk semua orang.
Sun-woo : “Kalau aku mengatakan namanya apa kau akan menyelidikinya untukku?”

Ternyata sebelumnya, Sun-woo sudah membicarakan ini dengan Tae-joo dan Koon. Tae -joo mengingatkan Sun-woo jangan berbuat sejauh itu. Tapi Sun-woo tetap meneruskan langkahnya bahkan ia melatih gaya bicaranya.

Jang-il berkata kalau dia itu bukan buronan dan tak pantas rasanya mengatakan namanya di TV. Ia ingin Sun-woo mengatakannya setelah acara TV usai dan ia akan memulai penyelidikan dengan prosedur yang benar.
Sun-woo : “Aku akan senang kalau kau menyelidikinya. Aku akan mengatakan namanya padamu. Namanya.......”
Jang-il tampak pucat.
Semua yang menonton acara tegang. Moon Tae-joo bahkan Jin No-sik. (Saya juga deg-degan)
Staf programer ribut apakah mereka harus iklan dulu. Tapi staf yang lain bilang kalau ratingnya melonjak. Pimpinan programer minta jangan ada pemotongan acara biarkan saja.
Namanya....
Lee......
Jang.......
Jang-il tegang wajah pucatnya menengadah ke atas.

Tut tut tut tut Sun-woo sengaja memutus teleponnya (aish.... shock terapy untuk Jang-il.. saking keselnya saya sampai getok meja saya nih)

Jang-il sedikit menahan nafas lega. Tapi raut wajahnya masih menampakan ketegangan. Tim programer jelas saja kesal. Sun-woo segera pergi meninggalkan studio acara.
Lee Young-bae bergumam setelah ketegangan menyaksikan acara TV. “Sun-woo, Aku seharusnya membunuhmu waktu itu. Lalu membunuh diriku sendiri. Kau pikir kau siapa melakukan itu pada putraku? Kau pikir kau siapa?”
Acara TV show pun usai, di depan ruangan acara Jang-il bertemu Ji-won. Tatapan matanya memancarkan kesedihan. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut keduanya. Sampai Jang-il pergi meniggalkan tempat yang membuatnya jantungan.

Flash Back
Malam itu, Setelah bicara panjang lebar dengan Sun-woo, Jang-il akan segera pergi tapi langkahnya terhenti ketika Sun-woo menelepon Joon-ho. Jang-il pun berbalik kembali duduk di depan Sun-woo.
“Aku akan menghargaimu kalau kau mengatakan padaku apa rencanamu selanjutnya,” kata Jang-il.
“Katakan pada ayahmu, katakan padanya untuk mengatakan kalau dia melihat Jin No-sik bertemu ayahku,” ucap Sun-woo.

Jang-il mengatakan kalau kasus ini sudah berakhir. Tapi Sun-woo berpendapat ada pengecualian saat bukti sudah dirusak. “Kau sengaja menunda waktu. Salahkan semuanya pada Jin No-sik.”
Jang-il : “Bagaimana kalau aku bilang tidak?”
Sun-woo mengancam ia akan menemui jaksa Shin Joon-ho besok untuk menuduh Jang-il melakukan percobaan pembunuhan. “Kau akan hidup sebagai anak pembunuh, kau harus membuang ambisimu.”
Jang-il : “Kau tak punya saksi ataupun bukti.”
Sun-woo : “Kalau pun batas waktu gugatan sudah berakhir. Jin No-sik tetap akan diselidiki karena manipulasi saham. Kau harus mendapatkanya dan dilempar batu oleh orang-orang. Bukan ayahmu, hanya Jin No-sik.”

Jang-il tak mau dan seakan tak peduli, ia segera berlalu. Sun-woo menyusul di belakangnya dan berkata pasti Jang-il tak menyukai tawarannya jadi ia tak punya pilihan lain. Ia akan menghubungi Joon-ho. Sun-woo mencoba memencet nomor ponsel Joon-ho.
Jang-il bimbang apa yang harus ia lakukan. Akhirnya ia pun mengatakannya, “Ayahmu dibunuh oleh Jin No-sik. Kim Kyung-pil dibunuh oleh Jin No-sik, ayahku melihat mereka di villa.”
Sun-woo tersenyum, “Jang-il, aku akan menantikan pertunjukanmu besok.”
Jang-il sedikit membalas Senyum sun-woo. Senyum yang mencurigakan dari Sun-woo dan kita sudah melihat apa yang terjadi di acara TV show tadi.

Comment :
Kalau dilihat dari episde 1-16 ini adalah episode yang paling menegangkan selama saya menonton drama ini. Jantung saya benar-benar deg-degan, apalagi pas acara TV show. Tak disangka itu hanya sebuah gertakan dari Sun-woo. saya sempat mukul meja tempat laptop haha...

Han Ji-won mengungkapkan alasan kenapa ia diam saja melihat tingkah Jin No-sik, ia tak mau membuang waktu dengan melakukan balas dendam karena itu hanya akan membuat diri dan keluarganya menderita. Tapi apa nanti Ji-won akan diam saja.

Choi Soo-mi, argh... no comment saya buat dia. Sumpah ngeselin.....

7 comments:

  1. emosi banget baca sinopsis nie...jang il kenapa tidak punya malu ya......(soalnya berpakaian lengkap sechh)....membicarakan dirinya sendiri....kok pede banget......

    ReplyDelete
  2. mba anis thanks sinopsisnya ditunggu eps 17 nya...?

    Romantis bgt lihat Sun Woo sm Ji woon duduk di serambi, cute.. cerita nya blum bisa ketebak nich happy ending ga yach...mudah2an aj happy end yach
    Rencana nya klo sinop ini selesai, mau BUAT sinop drakor apalg mba?


    SEMANGAT YACH MBA,AQ TUNGGU KELANJUTANNYA :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum tahu K-drama baru apa lagi nanti yang mau dibuat, liat tar aja deh...

      Delete
  3. mba Anis, thank's bgt ya sinopsis, tak tunggu episode selanjutnya.. Semangat yach mba'! :D

    ReplyDelete
  4. whuiiih,,,,tegang bgt pas acara tv show,,,oalah Jang il,,,wajahmu ganteng bgt tapi kok perannya jahat bgt tho yooo,,,,

    ReplyDelete
  5. semakin penasaran seperti apa endingnya. Ga sabar pengen tau haha :D
    Hmmm... Tapi kenapa saya suka karakter jahatnya soo mi sama jang il ya? :p
    coba jang il jatuh cintanya sama soo mi, saya dukung heheheheh

    ReplyDelete
  6. wow! udah lama gak merusuh disini. lepiku rusaaakk
    hiks :(

    Kayaknya karakter yang paling normal di sini Ji Won,
    kisah ttg balas dendam memang menguras jiwa yaa...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.