Saturday 25 October 2014

[Rekap] Mama - Nothing to Fear Episode 5

Tae Joo dan Seung Hee sama-sama terkejut ketika keduanya bertemu. Seung Hee akan pergi namun tangan Tae Joo menariknya ketika ada sepeda motor yang melintas. Keduanya pun bicara berdua di kafe. Saking shocknya bertemu lagi dengan Seung Hee, Tae Joo sampai salah memberikan kartu kredit ke kasir, yang ia berikan malah KTP hahaha.

Ketika Tae Joo masih di depan kasir Seung Hee menerima telepon dari Ji Eun yang sekarang mengantar Geu Roo ke rumah sakit. Ji Eun khawatir luka di kaki Geu Roo akan infeksi jadi ia membawa Geu Roo ke rumah sakit karena tahu Seung Hee pasti sedang sibuk.
Tae Joo akan membuka obrolan namun berbarengan dengan Seung Hee yang juga menanyakan kabar Tae Joo. Tae Joo mempersilakan Seung Hee bicara lebih dulu. Seung Hee yang terlihat gugup menyentuh telinga dan mempersilakan Tae Joo saja dulu yang bicara. Melihat tingkah wanita yang ada di depannya ini, Tae Joo tersenyum, ternyata Seung Hee masih memiliki kebiasaan lama, menyentuh telinga ketika gugup.

Tae Joo tadi melihat Seung Hee keluar dari kafe bersama seorang pria. Seung Hee tersedak terkejut. Ia beralasan dirinya pernah mengalami kecelakaan mobil kecil dengan pria itu, jadi ia bertemu pria itu untuk menyelesaikan masalah. Tae Joo mendengar selama ini Seung Hee tinggal di luar negeri. Seung Hee membenarkan, ia belum lama kembali dari luar negeri, ini kunjungan pertamanya ke Korea sejak ia pergi saat itu.
Tae Joo menanyakan apa Seung Hee sudah menikah. Seung Hee diam. Tae Joo tanya lagi apa Seung Hee memiliki anak. Seung Hee menjawab ia memiliki seorang putra. Tae Joo berkata kalau ia memiliki seorang putri. Ketika Seung Hee meneleponnya tempo hari sebenarnya ia pergi ke kafe itu namun tak bisa masuk kesana, apa saat itu Seung Hee menunggunya lama. Seung Hee menjawab ya. Tae Joo berkata ketika ia meninggalkan kota dimana Seung Hee tinggal ia berpikir bahwa ia akan mampir, ia ingin melihat Seung Hee sekali saja. Ia merasa perlu mengatakan sesuatu jika memiliki kesempatan bertemu Seung Hee seperti ini. Ia minta maaf atas apa yang telah ia lakukan saat itu, terkadang hal itu membebani pikirannya.
Seung Hee meminta Tae Joo tak perlu terbebani, “Aku membencimu dan menyalahkanmu tapi itu tidak banyak. Jika aku berpikir tentang hal itu sekarang, kau hanya bisa menyadarinya setelah waktu berlalu. Aku tidak berpikir bahwa kau mencampakanku lagi. Jika aku tidak membiarkanmu pergi, aku bisa melakukannya. Kau tak perlu mencampakanku, tapi aku tidak menahanmu. Aku hidup dengan pikiran bahwa ini aku yang tidak memilihmu. Kau dan kau telah bertemu selama lebih dari sepuluh tahun. Jika kau hidup selama 80 tahun itu seperdelapan dari hidupmu. Jika kau akan hidup selama 40 tahun, itu seperempat dari kehidupanmu. Itulah waktu yang telah kita lalui. Kau satu-satunya orang yang aku bisa andalkan dan percayai, karena aku memiliki keluarga lain. Aku berpikir kau seperti keluarga. Aku berharap kau dapat bertemu wanita yang lebih baik dariku dan menjadi sukses. Jadi kau bisa hidup bahagia dengan ibu dan saudaramu seperti yang kau bilang. Dan jika aku memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu seperti ini, aku berharap kau bisa muncul di depanku sebagai manusia yang sangat percaya diri.”
Ponsel Tae Joo menampilkan panggilan telepon dari Kang Rae Yeon. Tapi karena sedang bicara dengan Seung Hee ia akan tidak menjawab telepon itu namun Seung Hee memintanya menjawab telepon. Ketika Tae Joo kan keluar untuk menjawab telepon Seung Hee berpesan agar Tae Joo jangan menjalani kehidupan dengan menyedihkan.

Rae Yeon sekarang berada di depan studio lukis Seung Hee. Ji Sub baru saja sampai disana. Tae Joo diam saja ketika menerima telepon dari Rae Yeon hingga membuat wanita itu heran apa Tae Joo mendengarkannya. Tepat saat itu Seung Hee keluar dari kafe dan pergi. Tae Joo terus memperhatikan Seung Hee yang menjauh.
Ji Eun membawa baju-baju suaminya ke laundry. Ia terkejut ketika menemukan dua tiket film bioskop di saku jas suaminya. Ia melihat tanggal di tiket dan itu adalah saat dimana ia pergi nonton film bersama anak-anak. Ia heran bukankah Tae Joo saat itu mengatakan kalau dia sedang ada rapat di hari itu.

Ketika sampai di depan studio lukisnya, Seung Hee dikejutkan dengan mainan mobil-mobilan yang tiba-tiba meluncur di depannya. Ia berteriak kaget. Mobil remote control itu terus-menerus mengitarinya. Menyadari itu hanya mobil mainan ia pun mendongakkan kepala ke lantai dua. Ia kesal ketika melihat Ji Sub tersenyum menyapa sambil melambaikan tangan padanya. Ia meminta Ji Sub membawa benda itu segera. Ji Sub mengatakan mobil remote control ini sahabatnya. Ia ingin Seung Hee menyapa mobil-mobilannya karena mulai sekarang Seung Hee akan bertemu dengan sahabatnya itu hahaha. Seung Hee yang kesal jelas menolak, ia melarang Ji Sub bermain mobil-mobilan ketika ia disini.
Ji Sub turun dari lantai dua, ia protes kenapa dilarang bermain. Seung Hee heran dengan cara bicara Ji Sub yang sok akrab dengannya dan menggunakan bahasa tak formal. Ji Sub berkata kalau ia biasanya menjadi teman untuk orang yang sepuluh tahun lebih tua atau sepuluh tahun lebih muda darinya. Seung Hee berkata sudah banyak orang yang ingin menjadi temannya jadi ia minta Ji Sub jangan mengganggunya lebih baik diam dan jangan pernah membuatnya merasa kalau ada orang lain di studio lukisnya, bukankah itu kesepakatannya dengan Ji Sub.

Ji Sub tahu itu jadi ia ingin Seung Hee memberitahunya kapan saja Seung Hee akan datang ke studio ini. Ia tak bisa diam 24 jam perhari. Ji Sub merebut ponsel Seung Hee dan menelepon ke nomor ponselnya. Ia tersenyum mengatakan itu nomor hapenya. “Hubungi aku atau sms padaku sepuluh menit sebelum kedatanganmu.” Seung Hee tentu saja tak mau, ia hanya ingin hidup tenang selama 24 jam itu keadaan dimana ia membiarkan Ji Sub tinggal disini. Seung Hee segera masuk ke studionya. Ji Sub kesal ternyata ide ini tak bekerja dengan baik.
Hmm ternyata sebelumnya Rae Yeon meminta tolong pada Ji Sub untuk memberi tahu kapan Stella Han akan datang ke studio. Ji Sub tentu saja tidak tahu. Rae Yeon bersikeras akan menunggu Stella Han namun Ji Sub mengancam akan memanggil polisi. Rae Yeon heran apa hubungan antara Ji Sub dan Stella Han, sekretaris atau murid.
Ji Sub pun tak mau tahu, apakah perusahaan ayahnya akan berjalan dengan baik atau tidak itu bukan urusannya. Ia bertanya-tanya kenapa ayahnya menyewakan tempat ini untuk Seung Hee dan mengganggunya. Ia pun menebak apa ayahnya sengaja melakukan ini agar membuatnya bekerja di perusahaan.
Ketika Seung Hee sedang melukis, terdengar Ji Sub menggedor pintu. Ji Sub ingin bicara dengan Seung Hee sebentar. Ia ingin tahu apa hubungan Seung Hee dengan perusahaan seseorang yang ada dikartu nama ini. “Apa presdir perusahaan ini memintamu untuk menggunakan studio ini? kenapa orang-orang dari perusahaan ini datang kesini ingin bertemu denganmu? Bukan hanya datang, bahkan ketika kau tak ada disini mereka terus bertanya padaku kapan kau datang, meminta nomor teleponmu, dan memintaku untuk memberikan kartu nama mereka padamu. Kenapa mereka terus menggangguku seperti ini?”
Seung Hee tak tahu perusahaan apa yang Ji Sub bicarakan. Ia juga tak ingin tahu jadi lebih baik Ji Sub kembali ke lantai dua sana. Ji Sub meminta Seung Hee jangan pura-pura tak tahu. “Nama inggrismu Stella Han, kan?” Seung Hee heran bagaimana Ji Sub tahu. Ia melihat kartu nama yang ada di tangan Ji Sub. Kartu nama Kang Rae Yeon dan Moon Tae Joo. Ji Sub menuduh, apa presdir perusahaan itu meminta Seung Hee untuk mengawasinya dan berusaha menempatkan dirinya dalam proyek ini. Seung Hee diam tak mengerti maksud tuduhan Ji Sub. Ji Sub yang kesal meminta Seung Hee menyampaikan pesan pada Presdir perusahaan itu bahwa ia tak akan pernah bekerja di perusahaan itu. Ia yang kesal kembali ke lantai dua.
Untuk meminta penjelasan lebih lengkap Seung Hee mengejar Ji Sub ke lantai dua. Ia bertanya apa orang-orang yang memiliki kartu nama ini datang kesini, kapan mereka datang. Ji Sub bilang mereka sering datang kesini dan menunggu Seung Hee. Seung Hee kesal kenapa Ji Sub baru mengatakan ini padanya sekarang. Ji Sub juga kesal karena ia sama sekali tak memiliki kesempatan untuk memberitahukan ini pada Seung Hee. Ia hampir tak bisa bertemu Seung Hee. Apakah ia sekretaris atau murid Seung Hee, kenapa ia harus melaporkannya pada Seung Hee.

Seung Hee berpesan jika orang-orang ini datang lagi katakan saja bahwa Ji Sub tak tahu apapun tentang dirinya. Ji Sub tak mau, silakan Seung Hee lakukan sendiri. Jika mereka datang lagi ia akan membiarkan mereka masuk jadi mereka bisa menunggu sampai Seung Hee kembali.
Ketika turun dari lantai dua, Seung Hee berpapasan dengan Suzy yang mengaku pacarnya Ji Sub. Suzy sudah banyak mendengar tentang Seung Hee dari Ji Sub. Dengan gaya centilnya Suzy pun naik ke lantai dua sambil memanggil nama Ji Sub.
Ji Sub tak terima Suzy menyebut dirinya sebagai pacar Suzy. Sejak kapan ia menjadi pacar Suzy. Suzy bilang sejak Ji Sub menyentuhnya. Ia dan Ji Sub naik sepeda bersama sama. Ia sudah memeluk Ji Sub dari belakang sebanyak 5 kali. Kemudian ketika keduanya mendaki naik gunung bersama. Ji Sub bahkan sudah memegang tangannya sebanyak 3 kali. Ji Sub kesal, Suzy tak bisa menyebut itu sebagai ia menyentuh Suzy. Suzy tak masalah kalau begitu ia akan mengatakan bahwa dirinya ini pacar masa depan Ji Sub. Ia heran kenapa Ji Sub marah ketika dirinya mengatakan bahwa ia ini pacar Ji Sub di depan Seung Hee. Ji Sub berkata kalau ia hanya membuat keluhan pada Seung Hee karena Seung Hee memiliki terlalu banyak tamu yang mengunjungi. Sekarang Suzy datang mengunjunginya dan mengatakan pada Seung Hee bahwa Suzy ini pacarnya, ia jadi tak bisa menyalahkan Seung Hee lagi. Ia memperingatkan Suzy agar jangan datang lagi kesini.
Ketika sedang membersihkan ruangan di rumah Seung Hee, Ji Eun terkejut melihat di balik sekat ada brankas yang tersembunyi. Tiba-tiba Seung Hee datang dan marah karena Ji Eun dengan beraninya menyentuh brankasnya. Ji Eun bilang ia sedang bersih-bersih, Seung Hee tak mau tahu pokoknya Ji Eun harus keluar dari ruangannya. Ji Eun tersenyum berkata ia sudah melihat semuanya. Seung Hee terkejut namun Ji Eun hanya bercanda, ia bahkan tidak tahu password brankas itu. Ia pun meminta Sueng Hee segera keluar karena ia akan segera menyiapkan makan malam. Setelah Ji Eun keluar, Seung Hee membuka brankasnya. Disana ada amplop berisi foto-foto tentang Ji Eun, keluarga dan teman-teman Ji Eun. Semua hal tentang Ji Eun yang ia dapatkan dari orang suruhannya.
Seung Hee menerima telepon dari orang suruhannya. Orang suruhannya mengatakan perusahaan tempat Moon Tae Joo bekerja sedang mencari Seung Hee (tepatnya mencari Stella Han) karena peluncuran merk baru dan orang yang bertanggung jawab atas proyek ini adalah Direktur Kang Rae Yeon dan Manajer Moon Tae Joo. Kenapa Seung Hee tidak menemui mereka saja dan mengurusnya. Seung Hee tidak akan menemui mereka.
Ji Eun menyiapkan makanan kesukaan Geu Roo. Ia mendengar dari Bona kalau Geu Roo menyukai makanan ini. Seung Hee bergabung dan duduk di samping Geu Roo. Selera makan Geu Roo pun berubah, semula ia sangat antusias dengan makanannya mendadak mood nya hilang. Ia akan makan nanti. Ia akan masuk kamar. Seung Hee menyuruh Geu Roo kembali duduk. Ji Eun tersenyum membenarkan, Geu Roo harus makan malam bersama, bukankah Geu Roo tak memiliki keluarga besar, bukankah hanya Geu Roo dan ibu Geu Roo saja. Geu Roo berkata ketika di Kanada ia akan makan setiap kali ia ingin makan. Ji Eun merayu agar Geu Roo mau makan bersama karena ia juga perlu bicara dengan Geu Roo untuk mengetahui apa yang Geu Roo suka dan tidak sukai.
“Aku tak suka ibuku.” sahut Geu Roo menatap marah ke ibunya. “Itu semua yang perlu ahjumma ketahui tentang aku.” Geu Roo yang marah masuk ke kamarnya.
Seung Hee yang juga terlihat marah menyusul. Geu Roo mengunci pintu kamar. Seung Hee menggedor-gedor pintu meminta putranya keluar. Geu Roo tak mau mendengar ia memasang earphone dan menyetel musik keras-keras. Terdengar sayup-sayup suara teriakan Seung Hee, “kenapa, kenapa kau tidak menyukaiku?” Ji Eun memohon agar Seung Hee bisa lebih tenang dan bersabar.
Keduanya bicara di luar, Ji Eun merasa kalau Seung Hee tak berlu bersikap begitu. Seung Hee yang tak ingin mendengar apa-apa meminta Ji Eun labih baik pulang. Menurut Ji Eun sekarang Geu Roo sedang dalam tahap remaja. Dia ingin menjadi dewasa dengan cara menang dan mengabaikan ibunya, jadi dia akan menjadi egois dan bertindak ceroboh. Seung Hee tak ingin mendengar bualan Ji Eun jadi urus saja urusan Ji Eun sendiri.

Ji Eun melihat kalau sekarang Seung Hee sedang melawan diri sendiri lagi. Bukankah Seung Hee bilang supaya ia memaafkan ketika Seung Hee tiba-tiba menjadi gila. “Karena kau tidak marah padaku, tapi kau akan bertarung dengan diri sendiri. jadi apa ini?” Seung Hee bilang tidak ada. Ji Eun melihat Seung Hee terlihat cemas, ia ingin Seung Hee menceritakan itu padanya. “Wanita memperkuat persahabatan mereka dengan barbagi rahasia. Ini adalah saatnya, ketika kau membutuhkan teman.”
Seung Hee merasa kepala dan hatinya berada di ujung bumi. Dengan otakku, aku berpikir bahwa aku akan baik-baik saja untuk melakukannya. Ia pikir dirinya bisa mengatasi dan akan melupakan itu. Ji Eun menebak apa hari ini Seung Hee bertemu seseorang. Seung Hee tak ingin mengatakannya lebih jauh. Ia menyuruh Ji Eun cepat pulang karena Bona pasti sudah menunggu.

Ji Eun ingin membawa Geu Roo ke rumahnya, jika ia meninggalkan Seung Hee berdua saja dengan Geu Roo dalam keadaan begini maka itu akan membuat hubungan keduanya semakin buruk. Menurut apa yang ia dengar dari seorang ibu yang memiliki putra, pria dewasa akan dapat membantu anak laki-laki pada masa remajanya. Jadi ia akan meminta pada suaminya...
Seung Hee menyela menilai usul Ji Eun ini gila. Ji Eun heran kenapa tidak bukankah besok hari sabtu. Ia akan meminta suaminya untuk pergi ke sauna bersama Geu Roo. namun Sueng Hee melarang. Ji Eun meyakinkan kalau suaminya ini orang yang baik dan pandai mengurus anak-anak. Seung Hee tetap tak mau apa Ji Eun tidak pernah berpikir bahwa suami Ji Eun ini bisa saja menipu dan berbohong. Ji Eun tertawa ia mempercayai suaminya lebih dari dirinya sendiri. Itu tak akan pernah terjadi padanya, namun jika suaminya ini menghianatinya ia akan bunuh diri.

Seung Hee mengatakan sedikit pengalamannya, bahwa ia juga sudah terlalu gila pada cinta. Waktu yang ia habiskan dengan pria itu begitu berharga bahkan 24 jam sehari tidak cukup bagi kami. Tapi pria seperti ini pada akhirnya berubah. Kepercayaannya juga berubah. Ji Eun terkejut apa suami Seung Hee di Kanada mengkhianati Seung Hee. Ia tak menyangka apa karena itu makanya hari ini Seung Hee begitu sensitif. Seung Hee berpesan agar Ji Eun jangan mempercayai suami Ji Eun, terlalau banyak dan lebih baik jalani hidup dengan baik. Ia minta mulai sekarang Ji Eun jangan datang ke rumahnya di akhir pekan. Jangan khawatirkan anak orang lain, urus saja suamimu dengan baik.
Ji Eun heran kenapa Seung Hee mengatakan itu, bukankan Seung Hee tidak tahu apa-apa tenang suaminya. Meskipun ia menyukai Seung Hee tapi ia tak bisa mendengar Seung Hee mengatakan itu tentang suaminya. Maka dari itu Seung Hee meminta Ji Eun agar menghabiskan waktu Ji Eun dengan baik bersama suami. Ia hanya khawatir sesuatu yang buruk terjadi karena Ji Eun membiarkan suami sendirian ketika Ji Eun berada di rumahnya. Ji Eun benar-benar tak mengerti lebih baik katakan saja bahwa selama ia di rumah Seung Hee itu mengganggu Seung Hee berhenti membuat alasan yang tidak masuk akal seperti itu.

Ji Eun menerima telepon dari suaminya yang sekarang menunggunya. Ia pun akan kesana. Ji Eun senang karena ia memiliki waktu untuk beristirahat di akhir pekan. “Mari kita lihat seberapa baik kau tanpa aku.” tantang Ji Eun hehehe.

Seung Hee melihat dari kejauahan kemesraan Ji Eun dan Tae Joo. Namun ia malah cemas melihatnya.
Dalam perjalanan pulang Ji Eun bergumam apa yang salah dengan seorang pria. Tae Joo heran apa maksud Ji Eun. Ji Eun berkata kalau ia sedang membicarakan ayah Geu Roo. Tae Joo tanya apa dia akan di Korea, bukankah Ji Sun bilang padanya ayah Geu Roo ada di Kanada. Ji Eun menebak sepertinya ayah Geu Roo ini melirik wanita lain di Kanada. Tae Joo yang terkejut mengerem mobilnya tiba-tiba. Ji Eun terkejut kenapa ngerem mendadak, Tae Joo bilang tidak apa-apa, ia hanya melihat sesuatu di depan. Ji Eun melihat kalau ibu Geu Roo memang tidak memberitahunya langsung tapi ia bisa tahu itu. Tae Joo terbata-bata mengatakan kalau ayah Geu Roo benar-benar melakukanya berarti dia itu pria jahat. (Lha dirimu sekarang lagi deket-dekat sama Rae Yeon) Ji Eun sudah bicara dengan ibu Geu Roo agar dia lebih baik tapi ibu Geu Roo malah menebakkan ini padanya. Ia tak tahu apakah sekarang ibu Geu Roo sudah lebih tenang atau belum. Ia cemas. Ia merasa walaupun ia menghibur pasti itu tak akan berguna.
Seung Hee bicara pelan meminta Geu Roo keluar dari kamar sebentar. Ia ingin bicara. Kalau Geu Roo tak keluar ia yang akan masuk. Tapi pintu kamar Geu Roo terkunci. Seung Hee tak sabar namun ia teringat pesan Ji Eun bahwa Geu Roo sedang dalam masa remaja. Seung Hee pun kembali bicara pelan. Jika Geu Roo tak mau keluar ia harap putranya ini mendengarkan apa yang ia katakan. Ia minta maaf atas apa yang baru saja ia lakukan pada Geu Roo, bukankah Geu Roo tahu ia memiliki temperamen yang buruk.
Geu Roo membuka pintu kamar dan keluar. Ia menyerahkan selembar kertas pada ibunya, itu adalah makalah penelitian latar belakang keluarga, ia harus membawa ini ke sekolah. Ia harap ibunya menghafal mengenai deskripsi yang ia tuliskan. Ia mengarang sendiri latar belakang ayahnya supaya ibunya ini tahu dan tidak membuat kesalahan.
Ji Eun mengambil ponsel suaminya yang berdering dan memberitahu kalau itu telepon dari Tn Lee (Asisten Manajer Lee). Tae Joo marah Ji Eun memegang ponselnya dan itu membuat Ji Eun heran ditambah lagi Tae Joo tak menelepon balik Tn Lee tadi yang menelepon. Ada sms masuk di ponsel Tae Joo dan itu dari Rae Yeon yang ingin Tae Joo segera meneleponnya. Hmmm nama kontak Tn Lee ini ternyata si Rae Yeon. Tae Joo segera menghapus sms itu, Ji Eun yang melihat itu semakin heran memangnya apa isi sms itu hingga membuat Tae Joo segera menghapusnya. Tae Joo bilang itu spam.
Ji Eun teringat sesuatu, ia mengambil tiket film yang ditemukannya di saku jas. Ia menunjukan itu pada Tae Joo, apa saat itu Tae Joo sedang nonton film di bioskop. Tae Joo berbohong bilang tidak, ini Tn Lee yang menonton film dengan rekan lain sebagai bentuk dari proyek perusahaan dan memintanya untuk mengganti biaya nonton pada perusahaan. Tae Joo akan membuang tiket itu, tapi Ji Eun berkata bukankah suaminya ini membutuhkan tiket itu untuk mengganti biaya. Tae Joo jadi gugup dan salah tingkah, itu membuat Ji Eun curiga apalagi ia mengingat ucapan Seung Hee tadi.

Rae Yeon yang sangat marah membanting ponselnya karena tak bisa menghubungi Tae Joo.
Direktur Kim berada di ruangan Presdir Koo. Ketika akan keluar Direktir Kim berpapasan dengan Kang Rae Yeon dan Tae Joo yang masuk ke ruangan Presdir. Keduanya melaporkan mengenai rencana proyek dengan Stella Han yan belum sempat keduanya temui. Usai menghadap Presdir Rae Yeon kesal karena Tae Joo bicara seperti itu. tapi menurut Tae Joo ini terlalu beresiko karena keduanya belum melakukan pertemuan dengan Stella Han. Rae Yeon yang penuh percaya diri meyakinkan bahwa ini akan  berhasil karena ia belum pernah gagal. Tapi Tae Joo khawatir dengan resiko jika bertindak cepat dan gegabah begini.
Rae Yeon semakin kesal, kenapa Tae Joo mengurus semua hal dengan keputusan sendiri. “Kau tak hadir untuk bertemu denganku tanpa pemberitahuan pagi ini, apa kau tak peduli tentang perasaanku sama sekali? Tidakkah aku menjadi perhatian utamamu?” Tae Joo menegaskan yang keduanya bicarakan ini tentang pekerjaan bukan masalah pribadi. Rae Yeon tak mau tahu pokoknya Tae Joo harus menyempatkan waktu di hari minggu ini ada sebuah pameran di galeri yang diadakan oleh seorang seniman yang bekerja dengan Stella Han. Kebersamaan keduanya diperhatikan oleh karyawan lain. Tae Joo pun mencari tempat yang aman untuk bicara dengan Rae Yeon.
Keduanya bicara di atap perusahaan. Ia mengingatkan Rae Yeon agar berhati-hati bicara dengannya ketika di tempat kerja, kalau Rae Yeon bersikap seperti ini siapapun pasti akan mencurigai hubungan keduanya. Rae Yeon tak peduli, apa Tae Joo khawatir akan ada rumor yang menyebar tentang hubungannya dengan Tae Joo. Karena yang namanya hubungan rahasia tidak bisa bertahan lama, ia ingin hubungan ini diketahui orang lain karena ia ingin memiliki hubungan dengan waktu yang lama bersama Tae Joo.

Tae Joo mencibir apa Rae Yeon pikir ia pergi keluar dengan Rae Yeon karena menganggap ini hubungan spesial. Rae Yeon tahu kalau ini namanya perselingkuhan. Tapi orang yang melihat tidak bisa berbuat apa-apa bahkan jika rumor akan menyebar. Mereka hanya akan bergosip. Tae Joo tak pernah menganggap hubungan itu sebagai hubungan spesial karena itu melukai harga dirinya. Tapi bagi Rae Yeon seharusnya yang terluka harga dirinya itu adalah ia sendiri, selama ini pria yang berhubungan dengannnya adalah orang-orang yang lebih kaya dari Tae Joo dan berada di status sosial lebih tinggi. Tae Joo tak mau mendengar lagi, ia ingin mengakhiri hubungan ini sampai disini saja. Ia tak ingin hidup begitu buruk seperti ini.
Ji Eun bertanya pada Young Jin, ia mengatakan ada tetangga yang menangis di depannya karena dia pikir suaminya berselingkuh tapi ia tak memiliki seseorang yang diajak bicara tentang hal ini, karena Young Jin bekerja dengan banyak wanita di klinik jadi pasti tahu jawabannya. Namun Young Jin tentu saja tak tahu masalah yang begituan. Ji Eun terus bertanya, ketika seorang pria berselingkuh apakah pria itu biasanya menjaga rahasia ponsel mereka. Young Jin menebak apa ini tentang kakak ipar (Tae Joo). Ji Eun menyangkal, ia bilang suaminya itu sangat membenci yang namanya perselingkuhan. Young Jin kesal kalau begitu bukankah kakaknya bisa tanyakan ini pada Tae Joo kenapa malah jauh-jauh datang kesini bertanya padanya. Ji Eun berkata itu karena Tae Joo tahu semua ibu-ibu yang dekat denganya jadi ia tak bisa bertanya pada suaminya. Young Jin menyarankan agar mencari solusinya lewat internet saja, di blog komunitas ibu-ibu. Terdengar suara Hyun Soo yang menangis dan itu membuat Young Jin kesal. Ji Eun pun akan mencari informasi itu di internet, tapi ia tak bisa menggunakan komputer rumah.
Hyun Soo menangis marah pada neneknya. Young Jin menyuruh putranya ke kamar. Ibu Ji Eun tak menyangka dengan sebutan yang cucunya berikan untuknya, si ratu labil. Ia tahu pasti ini karena Sena. Tapi Sena membalas kalau ibu mertuanya juga bertingkah buruk di depan Hyun Soo. Young Jin kesal karena dua wanita di rumahnya ini selalu saja ribut. Ibu ingin Sena dulu yang berbuat sopan padanya, bagaimana bisa ia memeluk Hyun Soo disaat Sena bersikap seperti itu padanya. Ia juga kesal pada Young Jin karena sebelumnya putranya ini anak baik tapi setelah menikah dengan Sena Young Jin mulai bertingkah buruk seperti Sena.
Ji Eun menghampiri ibunya kenapa ibunya marah-marah seperti ini. Karena Ji Eun ada disana ibu ingin Ji Eun membuatkan makanan untuknya sebelum pergi. Tapi ketika ia meminta kartu kredit pada Sena untuk berbelanja Sena tak memberikannya. Sena bilang ia sudah memberikan ibu mertuanya biaya hidup untuk bulan ini ditambah lagi ia tak ingin Ji Eun melakukan pekerjaan rumah tangga di rumahnya. Ibu menyarankan kalau begitu sewa saja pembantu. Sena berkata bukankah ibu mertuanya ini tidak memiliki pekerjaan kenapa tidak ibu mertuanya saja yang melakukannya.
(wakakaka menantu kurang ajar)
Sena akan pergi karena ada janji, ia berpesan agar ibu mertuanya ini menyiapkan makanan untuk Hyun Soo. Ibu menyindir bahkan jika Sena mengubur ekor anjing selama 3 tahun itu tidak akan pernah menjadi seekor rubah. Sekarang yang menggunakan uang tahu bagaimana cara membelanjakan uang dan bagaimana menikmati kekayaan, tak ada gunanaya bahkan jika suamimu itu seorang dokter karena tak memperlakukannya dengan benar.

Young Jin kesal, Sena itu istrinya, ibu Hyun Soo, menantu ibunya, kenapa ibunya begitu pada Sena. Ibu berkata kalau ia hanya mengatakan bahwa Sena harus hidup yang semestinya sebagai seorang istri, menantu dan ibu. Sena belum pernah sama sekali melakukan tugasnya bahkan setelah dia menjadi istri dokter. Dia tidak bisa menyingkirkan kebiasannya ketika dia menjadi asisten di klinik perawatan kulit. Dia begitu takut menghabiskan uang untuk pembantu rumah tangga, dia bahkan tak memiliki liburan selama dia bisa mendapatkan uang.

Sena yang menangis kesal disindir seperti itu pergi dari sana. Young Jin mengejar istrinya. Ji Eun tak mengerti kenapa ibunya mengatakan itu pada Sena. Ibu kesal bukankah Ji Eun melihat sendiri bagaimana Sena memperlakukan dirinya.
Sena tak tahan lagi ia ingin bercerai. Young Jin marah, bisakah Sena berhenti menyebut kata perceraian. Sena meninggikan suaranya, lalu apa yang harus ia lakukan, apakah Young Jin ingin ia meninggalkan rumah. Young Jin meminta Sena mencari sebuah rumah untuk ibunya bisa tinggal, lakukan saja seperti yang Sena inginkan. Kemarahan Sena pun mereda.
Ji Sub menemui ayahnya. Presdir Koo mengatakan kalau Seung Hee menanda tangani perjanjian sewa dengan agen perumahannya, jadi apa yang Ji Sub bicarakan ini. Ji Sub curiga apa ayahnya ini benar-benar tidak mengenal siapa penyewa di rumah itu. Presdir Koo berkata kalau agennya yang melakukan semua pekerjaan atas namanya ia bahkan tak memiliki kesempatan bertemu dengan penyewa rumah itu. Kalau putranya tak suka dengan wanita itu maka tinggallah disini bersamanya, jadi Ji Sub tak akan terganggu oleh wanita itu. Tapi Ji Sub tak mau bersama ayahnya meskipun itu hanya untuk satu jam. Ji Sub pamit.

Presdir Koo pun ngomel-ngomel, “apa ini alasan kau pulang setelah beberapa bulan? Dasar anak nakal!” (Hahaha Presdir Koo belum tahu kalau penyewa studio itu Stella Han)
Di luar rumah Ji Sub berpapasan dengan pengantar delivery makanan China. Ia pun kembali ke dalam dan melihat ayahnya makan makanan yang dibeli dari luar. Ia mendengar obrolan ayahnya dengan seseorang mengenai proyek dengan Stella Han.
Ji Sub menghampiri ayahnya, “apa pembantu rumah tangga menolak bekerja lagi?” tanyanya mengagetkan ayahnya. (Hahaha) Presdir Koo bilang ia yang memecatnya. Ji Sub menyindir tak ada yang bisa memuaskan ayahnya selain ibu, “Kau tak memiliki siapapun untuk makan denganmu.”

Presdir Koo : “Kalau begitu, kenapa bukan kau yang makan denganku?”

Ji Sub terdiam sesaat, “tidak mau.” Tolaknya, ia pun pergi. Presdir Koo hanya bisa menghela nafas.
Di akhir pekan ini karena tak ada Ji Eun, jadi Seung Hee akan berusaha membuat makanan untuk anaknya hehe. Matanya pedih karena mengiris bawang hahaha. Ia juga akan menjemput Geu Roo setelah kelas berakhir. Ia mengajak Geu Roo ke supermarket untuk membeli bahan makanan, ia akan membuatkan Geu Roo kari. Geu Roo tanya apa ibunya ini tahu dimana alamat sekolahnya. Seung Hee berkata bukankah Geu Roo bisa memberitahunya dimana itu.

Ponsel Sueng Hee berdering, Seung Hee yang sibuk mengiris bawang meminta Geu Roo untu menjawab teleponnya. Telepon dari Ji Sub. Ji Sub yang heran karena telepon Seung Hee dijawab oleh orang lain bertanya benar kan ini ponselnya Han Seung Hee. Geu Roo membenarkan. Geu Roo yang kesal menyerahkan ponsel ke ibunya, ini telepon dari seorang pria katanya. Seung Hee bilang mungkin ini pria yang bekerja untuknya.
Ji Sub tanya apa Seung Hee tak datang ke studio hari ini. Seung Hee bicara menjauh dari Geu Roo. Seung Hee kesal apa peduli Ji Sub ia datang ke studio atau tidak. Ji Sub merasa kalau Seung Hee ini seperti seorang seniman terkenal, apa akan baik-baik saja bagi Seung Hee bekerja dengan cara seperti ini. Seung Hee menegaskan kalau ini bukan urusan Ji Sub. Ji Sub bilang ada sesuatu yang akan ia beritahukan pada Sueng Hee jadi hubungi ia lagi nanti. Seung Hee melarang jangan menghubunginya lagi. Ia tak akan menjawab bahkan jika Ji Sub akan menelepon.
Geu Roo tanya siapa pria itu. Seung He terbata-bata tangannya mulai memegang telinganya. Geu Roo tanya apa dia pria yang memberikan ibunya tumpangan waktu itu. Seung Hee heran siapa yang Geu Roo maksud. Geu Roo menceritakan saat itu di rumah mati lampu, itu disaat kakinya terluka, hari itu ia meminta ibunya datang, tapi ibunya tidak pulang ke rumah. “Aku melihatnya, aku melihat ibu turun dari motor seorang pria. Apa ibu akan menikah dengan pria itu?” Seung Hee mengatakan itu tidak benar. “Dia itu...” Geu Roo tak mau mendengarnya. Ia pun segera berangkat les.
Selesai pelajaran Bona tanya apa yang akan Geu Roo lakukan nanti, apa akan langsung pulang ke rumah, apa Geu Roo tak lapar. Geu Roo sedang tak ingin bicara dengan Bona karena suasana hatinya sedang buruk. Bona ingin tahu kenapa suasana hati Geu Roo buruk, ia ingin Geu Roo mengatakan padanya. (hahaha mirip banget sama emaknya nih cewek, kepo banget hahaha)
Han Se manatap sinis pada Geu Roo. Min Joo melihatnya, apa Han Se cemburu pada Geu Roo. Han Se berkata tidak. Ia memberi tahu Bona kalau malam ini ayahnya akan pulang, kenapa Bona tak pergi dengannya saja. Min Joo heran bukankah ayah Han Se dan ayah Bona bekerja di perusahaan yang sama, kenapa ayah Han Se hanya pulang di akhir pekan. Dengan sombongnya Han Se bilang kalau ayahnya Bona itu Manajer sedangkan ayahnya itu seorang direktur jadi ayahnya memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Geu Roo menyela, jadi kalau begitu apa presdir perusahaan tidak bisa pulang sama sekali ke Korea? Bukankah menurut Han Se itu yang seharusnya. Han Se terdiam kesal. Ia pun pergi lebih dulu. Min Joo yang melihat Han Se marah lagi akan mengejar dan menghiburnya, kalau ia tak melakukan itu Han Se pasti akan melapor pada ibunya.

(hehe padahal saya kasihan sama Han Se yang ga tahu kalau orang tuanya udah cerai)
Seung Hee berusaha menelepon Ji Eun tapi tak diangkat. Ia pun mengirim sms memberitahukan kalau Geu Roo pergi ke tempat les dan ia tak bisa menghubungi Geu Roo. Ia minta maaf karena sudah mengganggu Ji Eun diakhir pekan. Ia ingin Ji Eun segera meneleponnya.
Tae Joo datang menjemput Bona. Tae Joo mengajak Bona dan Geu Roo makan di rumah makan. Tae Joo meletakan sambal ke mangkuk Geu Roo. Geu Roo marah, ia ngomel-ngomel pake bahasa inggris, apa yang Tae Joo lakukan pada makanannya. Tae Joo bilang kalau ditambah itu rasanya akan lebih enak. Bona memberi tahu ayahnya kalau Geu Roo tak bisa makan sesuatu yang pedas. Tae Joo bilang Geu Roo harus bisa makan ini jika memang Geu Roo seorang pria. Bona mengambilkan makanan lain untuk Geu Roo. Tae Joo menyindir putrinya ini tak pernah berbagi pangsit dengannya bahkan ketika ia meminta tapi sekarang Bona berbagi itu pada Geu Roo.

Bona memberi tahu Geu Roo kalau neneknya sangat pandai membuat pangsit yang benar-benar enak. Ia akan meminta neneknya membuatkan itu untuk Geu Roo nanti (nenek disini maksudnya adalah ibunya Tae Joo)
Tae Joo melihat Geu Roo memakai sumpit menggunakan tangan kiri seperti dirinya. “Apa kau juga kidal? Kidal itu bisa diwariskan. Kau mirip ayahmu atau ibumu?” Geu Roo terdiam nampak berpikir. Bona heran kalau begitu kenapa ia tidak seperti ayahnya yang kidal. Tae Joo mengatakan kalau ia dan ibu Bona melatih Bona menggunakan tangan kanan tapi dalam kasus Geu Roo mungkin orang tua Geu Roo membiarkan Geu Roo menggunakan tangan kiri. Bona menebak Geu Roo pasti mirip ayah Geu Roo karena yang ia tahu ibu Geu Roo makan menggunakan tangan kanan. Geu Roo terdiam.
Ibu Han Se berkunjung ke salon kecantikannya Sena bersama ibu Min Joo. Ibu Min Joo sampai keenakan karena ia mendapatkan perlakukan yang bagus di salon ini berkat ibu Han Se. Ia khawatir alasan dibalik perlakukan baik ini karena Ji Eun sekarang lebih banyak bergaul dengan wanita yang tinggal di penthouse (Seung Hee). Ibu Han Se berkata kalau ia sangat menyukai wanita seperti ibu Min Joo yang tidak pintar dan tidak bersinar. Sena penasaran siapa yang dimaksud dengan wnaita yang tinggal di penthouse. Ibu Han Se bilang, wanita itu tinggal di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Ibu Han Se tanya kenapa Sena tadi terlambat datang. Sena bilang kalau ia harus mencari sebuah rumah untuk ibu mertuanya dulu. Ibu Han Se menyarankan rumah di lingkungan tempat tinggalnya, karena disana dekat dengan rumahnya Ji Eun. Sena menilai itu ide yang bagus kanapa ia tak terpikir kesana. Ibu Han Se berjanji akan mengenalkan agen perumahan disana pada Sena.
Direktur Kim bersama putranya di rumah. Ia yang kecewa dengan nilai les putranya menasehati Han Se bahwa di tengah masayarakat sekarang ini kita tidak bisa hidup dengan baik kecuali jika lulus dari universitas terbaik. KIta tak bisa menjaga harga diri jika lulusnya dari universitas yang lebih rendah. (ga gitu juga kali Om hahaha)

Ibu Han Se menghampiri keduanya membenarkan ucapan ayah Han Se. Ia mengatakan pada putranya bahwa apa yang ayah Han Se katakan itu berdasarkan pengalaman nyata, jadi ia harap Han Se mendengarkan apa yang dikatakan ayah Han Se.

Direktur Kim tanya dari mana saja ibu Han Se ini. Ibu Han Se bilang ia harus melakukan sesuatu. Ia menyuruh Han Se segera masuk kamar untuk belajar. Han Se menurut.
Direktur Kim menyindir mantan istrinya ini, “ibu macam apa kau ini? putri Manajer Moon Tae Joo (Bona) memiliki tingkat teratas di kelas akademi (tempat les) dan kenapa Han Se masih dalam tingkat yang sama?” Ibu Han Se membalas ucapan Direktur Kim, jika ingin Han Se lebih baik lagi sebaiknya Dir Kim pulang kesini setiap hari dan mengurus anak itu sendiri. Dir Kim tentu saja kesal dan tak bersedia pulang ke rumah ini setiap hari. Ia sudah memberikan biaya hidup. Keduanya pun beradu mulut dan bertengkar.
Han Se yang ada di kamar mendengar dan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Ia menunduk sedih menangis duduk memeluk kakinya. Han Se tak ingin terus-menerus mendengar keributan itu. Ia menutup kedua telinga dengan tangannya.
Ji Eun mencari informasi di internet di rumah Seung Hee tepatnya di kamar geu Roo tentang blog komunitas wanita yang membahas bagaimana seorang suami yang mengunci ponsel mereka dan cara mengetahui passwordnya hahaha.
Seung Hee yang masuk ke kamar Geu Roo terkejut melihat Ji Eun. Ia tanya kenapa Ji Eun tak menjawab panggilan teleponnya. Ia kemudian melihat apa yang Ji Eun lakukan dan membaca apa yang Ji Eun cari di internet. Ji Eun yang sedih bertanya apa yang harus dilakukannya karena menurut tebakannya suaminya ini berselingkuh.
Seung Hee tanya kalau nanti Ji Eun sudah mengkonfirmasi Tae Joo benar-brnar selingkuh, akankah Ji Eun bercerai dari Tae Joo. Ji Eun yang menangis berkata ia tak bisa hidup dengan suaminya yang seperti itu. Seung Hee menyarankan agar Ji Eun pura-pura tidak tahu. Tapi Ji Eun tak bisa begitu karena setiap menit dan detik itu seperti neraka baginya sekarang. Seung Hee tanya lalu apa yang akan Ji Eun lakukan. Ji Eun tak tahu, ia hanya ingin mati. Seung Hee meminta Ji Eun memikirkan satu hal saja, pikirkan bahwa kau tak akan bercerai dengannya. Tapi Ji Eun penasaran seperti apa wanita yang berhubungan dengan suaminya sekarang.

Seung Hee tanya apa itu akan membuat Ji Eun merasa lebih baik jika sudah tahu wanita itu, bisakah Ji Eun hidup seperti seolah tak ada yang terjadi. Ji Eun bingung sekali apa yang harus dilakukannya sekarang. Seung Hee yakin Tae Joo tidak berselingkuh dan bahkan jika Tae Joo melakukan itu, dia akan kembali lagi pada Ji Eun. Ji Eun heran bagaimana Seung Hee bisa seyakin itu padahal Seung Hee belum pernah bertemu suaminya. Seung Hee berkata bukankah Ji Eun pernah mengatakan bahwa Ji Eun percaya pada Tae Joo lebih dari diri Ji Eun sendiri. Ia meminta Ji Eun tak perlu mengkhawatirkan masalah ini, kalau masalah ini menjadi semakin buruk ia yang akan mengurusnya. Ji Eun terharu mendengarnya, ia yang menangis berhambur memeluk Seung Hee karena akhirnya bisa bernafas lega setelah bicara dengan Seung Hee.
Seung Hee mengantar Ji Eun sekalian menjemput putranya. Ji Eun memberi tahu kalau ia meminta suaminya untuk membelikan anak-anak makan siang, ia minta maaf karena lupa memberi tahu Seung Hee.

Ketika Geu Roo datang, Seung Hee dengar suara keras menyuruh Geu Roo segera masuk ke mobil. Geu Roo tentu saja terkejut kenapa tiba-tiba ibunya begitu. Seung Hee sekali lagi menyuruh Geu Roo masuk ke mobil dengan suara kerasnya. Geu Roo yang heran pun masuk ke mobil dengan kesal. Ji Eun jadi tak enak karena Geu Roo dimarahi seperti itu. Ia meminta agar Seung Hee jangan menyalahkan Geu Roo, ini kesalahannya karena tak memberitahukan itu pada Seung Hee.
Setelah Ji Eun masuk ke rumahnya, di dalam mobil Seung hee bertanya pada Geu Roo apa yang putranya lakukan di rumah Bona. Geu Roo menjawab ia hanya bermain. Seung Hee tanya lagi dengan siapa Geu Roo bermain. Geu Roo menjawab dengan nada kesal, ia bermain dengan Bona dan Ayahnya Bona. Seung Hee berpesan lain kali Geu Roo mengatakan padanya lebih dulu jika akan pergi ke suatu tempat.
Malam harinya, Ji Eun tak bisa tidur, ia memperhatikan suaminya yang sudah terlelap. Ia pelan-pelan mengambil ponsel suaminya. Ia kemudian keluar kamar untuk mengecek ponsel suaminya. Sesuai apa yang ia baca di internet, ia mencari tahu pasword ponsel suaminya dengan cara diletakan di bawah sinar lampu untuk mencari goresan pasword. Ketika berhasil membuka pasword ponsel suaminya ia terkejut. Ia membaca sebuah pesan dari Asisten manajer Lee yang meminta Tae Joo datang ke pameran seni besok. Ia menduga-duga apakah ini selingkuhan suaminya.
Untuk membuang rasa penasarannya, ia pun menelepon nomor itu. Terdengar suara wanita yang menjawabnya dan itu membuat Ji Eun kaget bukan main. Ji Eun langsung mamatikan ponsel. Ternyata dugaannya benar. Suaminya menjalin hubungan dengan wanita lain dan nama kontak wanita itu dirubah menjadi Asisten Manajer Lee. Ji Eun yang masih terkejut mencatat nomor ponsel itu.

Keesokan harinya, Tae Joo berangkat menuju pameran seni.
Di rumah sedang ada ibunya Tae Joo dan Tae Hoon. Ji Eun heran melihat ibu mertua dan adik iparnya tiba-tiba datang ke rumah kenapa tak menelepon dulu. Ia memberi tahu kalau ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan hari ini, ia minta maaf pada ibu mertuanya karena harus pergi sekarang. Ibu Tae Joo bilang kalau ia akan disini menemani Bona. Bona bilang kalau ia juga harus menemui temannya. Ji Eun yang tergesa-gesa segera berlalu begitu juga dengan Bona.
Seung Hee sebagai Stella Han menemui Presdir Koo disebuah restouran untuk membicarakan bisnis kerjasamanya dengan Perusahaan Fashion Presdir Koo.
Usai menemui Presdir Koo, Seung Hee menyusul Ji Eun yang memintanya datang ke suatu tempat, gedung pameran seni. Seung Hee tak mengerti bukankah Ji Eun sudah berjanji untuk tak melakukan ini. Ji Eun ingin sekali melakukan saran Seung Hee tapi ia melihat sms dan bahkan ia mencoba menelepon ke nomor itu tadi malam. Ia menebak suaminya ada bersama wanita itu di pameran seni ini bersama-sama.

Seung Hee pun tak peduli, terserah apa yang akan Ji Eun lakukan. Ji Eun tak meminta Seung Hee untuk pergi bersamanya kesana ia akan kesana sendiri. Ia akan segera keluar setelah melihat mereka. Seung Hee yang semula tak peduli, tak bisa membiarkan Ji Eun kesana sekarang. Tapi Ji Eun ingin melihat wanita seperti apa yang bersama suaminya. Ia akan kesana, ia meminta Seung Hee meneleponnya setelah tiga puluh menit. Ia melakukan ini karena ingin melindungi keluarganya. Seung Hee tanya apa Ji Eun tak akan menyesal. Ji Eun dengan penuh keyakinan mengangguk.

Ji Eun berjalan gemetaran, bahkan ia hampir saja terjatuh. Melihat itu Seung Hee pun akan menemani Ji Eun kesana. Tapi Ji Eun menolak. Seung Hee berpesan agar Ji Eun jangan menangis dan terus berpikiran jernih ketika melihat apapun disana.
Ji Eun sampai dimana pameran seni diadakan. Ia melihat suaminya sendirian. Ia sembunyi agar tak ketahuan oleh suaminya. Ia kemudian melihat seorang wanita cantik menghampiri Tae Joo. Wanita itu tampak akrab dengan suaminya. Kang Rae Yeon tampak mengenalkan Tae Joo sebagai Manajer Pemasaran pada seorang seniman.

Ji Eun yang terkejut ingat dengan nomor ponsel yang ia catat. Kalau ia menelepon nomor itu dan wanita itu menjawab berarti dugaannya benar.
Di luar gedung, Seung Hee yang cemas mencoba menelepon Ji Eun, tapi ternyata ponsel Ji Eun tertinggal di mobil. Ji Eun cemas karena tak menemukan ponsel di tasnya. Seung Hee pun memutuskan untuk menyusul Ji Eun.
Ji Eun bingung haruskah ia pergi saja dari sana. Tae Joo pun melihat keberadaan Ji Eun yang sembunyi. Melihat Tae Joo yang akan menghampirinya, Ji Eun pun segera pergi.
Di depan lift Ji Eun berpapasan dengan Seung Hee yang akan keluar dari lift. Ji Eun yang sedang panik tentu saja terkejut, sedangkan Seung Hee lega karena menemukan Ji Eun.
“Bona Eomma!” Panggil Tae Joo yang menyusul Ji Eun.

Mendengar suara Tae Joo, Ji Eun dan Seung Hee terkejut. Seung Hee langsung sembunyi menepikan tubuhnya ke dinding lift.
Tae Joo heran apa yang dilakukan istrinya disini. Ji Eun terbata-bata mengatakan kalau kedatangannya untuk melihat pameran. Tae Joo tanya apa istrinya datang kesini bersama orang lain. Ji Eun menoleh ke arah lift membenarkan ia datang bersama ibunya Geu Roo.
Seung Hee menahan cemas. Tae Joo melongokkan badannya untuk melihat ke dalam lift dimana Seung Hee berada. Seung Hee cemas sekali Tae Joo akan melihatnya dan mengetahui kalau ia adalah ibunya Geu Roo. Ia berdiri di tepi dinding lift berharap Tae Joo tak melihatnya.

Bersambung ke episode 6


Ternyata saya lebih nyaman menulis Mama ketimbang Temptation hahahaha. Maklum lagi termehek-mehek sama Han Geu Roo hahaha.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.